CERITA DEWASA - Perkenalanku dengan Yussi bermula dari
chatroom. Waktu itu tahun 2001 dan aku masih duduk di tingkat 3 sebuah PTS di
Medan dan usiaku masih 20 tahun. Sedangkan Yussi sudah berumur 22 tahun dan
duduk di bangku kuliah tingkat akhir universitas swasta Jakarta Jurusan Teknik.
Kala itu Yussi masih bekerja di perusahaan telekomunikasi swasta sebagai
seorang programer. Perkenalanku dengan Yussi semakin akrab walaupun kami tidak
pernah ketemuan atau copy darat (maklumlah dia di Jakarta sedangkan aku di
Medan). Setelah persahabatan kami berjalan 2 tahun akhirnya kami mempunyai
kesempatan untuk ber-copy darat. Waktu itu bulan Desember 2003 aku memperoleh
kesempatan untuk berlibur di Jakarta. Singkat cerita akupun sampai di Bandara
Internasional Soekarno-Hatta pada tgl 26 Desember 2003 dan dengan berbekal
beberapa lembar foto kirimannya, aku sore harinya pergi ke Mall Taman Anggrek
untuk menemuinya. Pertama sekali kumelihatnya, aku sungguh terpana. Bagiku,
Yussi lebih cantik aslinya ketimbang di fotonya. Ditunjang lagi oleh
penampilannya yang semakin dewasa yang disesuaikan dengan profesinya kini
sebagai programer software di PT JS di kawasan Gatot Subroto Jaksel. Hal ini
membuat aku semakin tertarik dengannya dan membuat birahiku naik secara
perlahan-lahan. Setelah bertemu, kami berdua mengelilingi Taman Anggrek hingga
malam dan dinner disana. Setelah dinner kami berkesempatan mengelilingi Jakarta
dan akhirnya kami pulang dan kuantar dia sampai ke rumahnya di kawasan Duri
Kepa Jakarta Barat. Pertemuan itu membawa kenangan tersendiri bagiku dan oleh
sebab itu aku kembali mengajak Yussi keluar jalan-jalan keesokan harinya yang
bertepatan dengan malam minggu. Keesokan harinya, pagi-pagi benar aku menjemput
Yussi setelah itu kami pergi makan pagi bersama dan mengelilingi Jakarta
beserta mallnya hingga jam 10 malam. Sebenarnya aku masih sangat ingin
bersamanya hingga larut malam, namun Yussi menolak karena katanya tidak ada
yang menjaga rumah, sebab Papa, Mama, Koko, Kakak ipar dan Dedenya sedang ke
Bogor menghadiri kondangan familinya. Sebenarnya aku kecewa juga mendengar
penolakannya itu, tapi kekecewaanku ternyata tidak lama. Terbukti Yussi waktu
itu langsung mengajakku untuk menginap di rumahnya, karena dia tidak berani
tidur sendirian. Akupun tidak mengiyakan secara langsung penawarannya itu, aku
berpikir beberapa menit. Setelah berpikir beberapa menit aku pun mengiyakan
tawaran Yussi dan tampaknya ia sangat senang sekali. Akhirnya kami sampai di rumahnya
pukul 10 lewat 30 malam. Segera setelah turun dari mobil, Yussi membuka pintu
pagar dan pintu rumah. Lalu akupun masuk ke dalam rumahnya yang lumayan besar
itu dan menempelkan pantatku pada kursi sofa di ruang tamunya. Seketika itu
pikiranku melayang-layang membayangkan seandainya aku dapat menyalurkan
hasratku pada Yussi. Terus terang saja, selama ini aku selalu horny jika
mendengar suara dari Yussi dan aku pun selalu beronani membayangkan sedang
menyetubuhinya. Bahkan tidak jarang pada saat kutelepon dia, aku sedang naked
dan beronani sambil bertelepon dengan dia dan Yussi pun tahu semuanya itu.
Setelah mengunci pintu rumahnya, Yussi permisi padaku untuk mandi dan aku pun
mengiyakannya. Mendengar Yussi mau mandi pikiranku bertambah kotor setelah sebelumnya
aku membayangkan bisa menyetubuhinya. Lalu dengan langkah berjingkat-jingkat
kuikuti langkah Yussi yang berjalan ke arah kamar mandi di ruang makan hingga
aku melihat Yussi masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya. Akupun
segera memutar otakku mencari celah agar dapat mengintip Yussi. Namun belum
sempat aku mendapatkan cara mengintip yang pas, tiba-tiba Yussi keluar dari
kamar mandi dengan naked dan berteriak karena ada kecoa. Aku yang melihat Yussi
keluar dengan naked hanya bisa terpaku dan diam. Mataku langsung tertuju pada
dua daging kenyal yang bergantung di dadanya. Sungguh indah sekali buah dada
Yussi yang berukuran 34 A (kuketahui ukurannya, karena aku pernah menanyakan
ukuran bra nya lewat SMS dan dia pun memberitahu aku) dengan putingnya yang
berwarna kecoklatan. Ingin rasanya lidahku langsung menyeruput wilayah dadanya
itu. Pandangan mataku kini tertuju pada lubang vaginanya yang ditumbuhi oleh
ilalang asmara walaupun tidak begitu lebat. Penisku pun langsung bangkit dan
berdiri tegak. Waktu itu yang hanya ada di pikiranku hanyalah bagaimana caraku
untuk meniduri Yussi. Tanpa pikir panjang akupun mendekati Yussi dan kurangkul
tubuhnya lalu kutempelkan bibirku pada bibirnya yang lembut mereka itu. Yussi
tidak memberikan perlawanan bahkan ia pun mengulum bibirku. "Ah.."
dia mendesah. Aku pun semakin berani setelah mendengar desahannya itu. Lidahku
keluar masuk ke rongga mulutnya yang mungil dan tanganku pun bergerilya
meremas-remas dan terkadang meraba-raba onggokan daging kenyal di dadanya
sambil memilin-milin putingnya yang sudah mulai mengeras. Sementara itu ia juga
mulai mencoba menarik resleting celanaku dan tanpa kesulitan dia berhasil
menurunkan celanaku dan menarik kaosku serta melemparnya ke lantai kamar mandi.
Saat itu, ia sedikit terkejut, ketika tanpa sengaja tangannya menyentuh penisku
yang masih dilapisi oleh celdamku. "Oh.. Very big buanget tongkolmu,
Dave" Aku hanya menanggapinya dengan senyum dan tanganku masih bekerja
memilin-milin puting susunya. Ciumanku mulai kuarahkan ke lehernya dan terus
turun ke bawah dan berhenti di bagian putingnya. Di sini aku permainkan
putingnya yang indah itu dengan lidahku. Terkadang kuemut, kuhisap dan kugigit
lembut putingnya itu, sehingga membuat Yussi tak kuasa untuk menahan hawa nafsunya
yang sudah hampir meledak. Tampaknya ia juga sudah tidak sabar untuk melihat
dan merasakan penisku karena Yussi sedang berusaha menarik turun sempakku. Dan
kemudian tanpa halangan yang berarti Yussi akhirnya berhasil menurunkan
celdamku. "Jangan disini Yos, kita cari tempat yang enak, ok? Gimana kalau
kita maen di kamar kamu Yos?" "Oh iya.. Enakan di kamar gue. Kita
bisa ngent*t sampe puas". Lalu kugendong tubuhnya ke loteng dan kubawa ke
dalam kamar tidurnya dan selanjutnya kurebahkan tubuh bugilnya diatas ranjang
alga yang empuk. Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera kuhisap puting susunya
yang sudah semakin mengeras lagi. "Ah.. Dave," pekiknya. "Yos..
Toket loe indah buanget. Gue suka buanget sama toket loe," celetekku
dengan penuh nafsu. "Terus Dave.. Oh.. Geli.." desahnya. Mendengar
desahannya aku semakin bernafsu. Lambat laun ciumanku merambat turun ke
pusarnya lalu ke gundukan di selangkangannya. Kemudian kumainkan clitorisnya
dengan lidahku dan aku terus memasukkan ujung lidahku ke dalam lubang vaginanya
yang harum itu. Kemudian dia mengangkat pinggulnya dan berseru, "Oh.. My
god.. Is very great.. Oh.. God.." Sementara aku masih mempermainkan
wilayah vaginanya dengan lidahku, Yussi semakin kencang menggoyang-goyangkan
pinggulnya, kemudian dengan tiba-tiba dia berteriak, "Dave.. aku.. ke..
lu.. aarr.." dan seketika itu tubuh Yussi mengejang dan matanya terpejam.
Sementara itu di gua keramatnya terlihat cairan kewanitaannya membanjiri
vaginanya. Kuhisap cairannya itu dan kurasakan manis bercampur asin dengan
aroma yang wangi dan hangat. Kuhisap cairannya dengan rakus sampai habis dan
tubuhku kembali merambat ke atas menghisap putingnya kembali yang tampak indah
bagiku. Rasanya bibirku masih belum puas menyusui putingnya itu. Tak lama
kemudian kulihat Yussi kembali menggeliat-geliat dan mendesah-desah. Ia tampak
terangsang kembali dan memintaku untuk segera memasukkan penisku yang berukuran
16 cm dengan diameter 3 cm ke dalam gua keramatnya yang sudah basah sekali.
"Ayo.. Dave.. Masukkan tongkolmu ke memiawku. Gue sudah enggak tahan
lagi," pintanya. Tanpa menunggu lebih lama lagi kuarahkan penisku ke dalam
lubang vaginanya dan secara perlahan-lahan namun pasti penisku pun mulai
menyeruak masuk ke dalam lubang vaginanya yang masih sempit (maklumlah Yussi masih
virgin) dan akhirnya penisku berhasil masuk 3/4 ke dalam lubang vaginanya.
"Aduh.. Pelan-pelan ya, please," erangnya sedikit tertahan. Kembali
kutekan penisku untuk masuk ke lubang vaginanya secara perlahan sehingga
akhirnya aku berhasil memasukkan semua penisku ke dalam lubang vaginanya dan
menyentuh dasar vaginanya. "Oh.. Nikmat buanget.." katanya yang
disertai dengan desahan halus. Aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya setelah
mendengar desahan dan erangannya. Semakin dia mendesah, aku semakin mempercepat
genjotanku di lubang vaginanya. "Oh.. Dave.. ak.. uu.. suudahh.. ma.. uu..
kke.. luarr.. rr.. laggii.." "Tahan Yos.. aku juga.. u.. da.. mau..
ke.. luuaarr, keluarkan di.. mana.. Yos?" tanyaku. "Di.. Da.."
Belum sempat ia menjawab, aku sudah tak bisa menahannya lagi, sehingga
akibatnya, Crot.. Crot.. Crot.. Crot..! Beberapa kali penisku menembakkan
maniku yang banyak ke dalam lubang vaginanya dan saat itu juga aku merasakan
cairan hangat Yussi beserta aliran darah perawannya menyelimuti batang penisku
yang masih tegak di dalam vaginanya. "Terima kasih Yos.. Kamu sudah
memberikan aku kenikmatan malam ini.." ujarku sambil mengecup lembut
bibirnya dan menarik keluar penisku. "Aku juga ingin terima kasih ke kamu,
karena telah memuaskan nafsuku untuk melakukan hubungan sex denganmu yang
selama ini kupendam dalam anganku," katanya tanpa malu-malu dengan mata
yang sayu. "Ayo.. Kita mandi berdua," ajaknya sambil menarik
tanganku. Dan di kamar mandi itu, batang penisku kembali bereaksi ketika Yussi
mengelus-elusnya. Tanpa malu-malu aku langsung menarik pinggang Yussi dan
menyuruhnya menungging ke arahku. Aku pun secara perlahan lahan memasukkan
penisku yang sudah menegang ke sela-sela pantatnya yang tidak begitu besar.
Sejenak, Yussi tersentak, namun hal itu hanya berlangsung sebentar saja, karena
Yussi kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya ketika dirasakan penisku sudah
masuk semuanya ke dalam lubangnya. "Ah.. Dave.. a.. kk.. uu.. ke.. ll..
uu.. aa.. rr.. l.. aa.. g.. ii.." erangnya dengan lembut. "A.. k.. u..
juu.. ggaa.." kataku sambil menyemprotkan maniku ke lubang vaginanya
kembali. Setelah itu kami melanjutkan acara mandi kembali dan setelah mandi,
sebelum tidur, aku mengent*tnya sekali lagi. Keesokan paginya pada saat aku
bangun jam 7 pagi kembali kugenjot dia dan malam harinya kami kembali ber-ML
ria.. Sungguh liburan yang berkesan dengan teman chatting. Terima kasih Yussi
atas virginmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar