CERITA DEWASA -
Usiaku 25 tahun. Bodyku langsing
layaknya seorang peragawati, ditunjang dengan tinggiku yang 170 cm, cukup
tinggi untuk ukuran seorang wanita. Di usiaku yang relatif masih muda ini, aku
sudah memiliki 3 orang anak dari hasil perkawinanku dengan Hariono.
Kami memang kawin muda. Saat itu aku
baru berusia 19 tahun. Suamiku adalah anak kembar yang saat itu berusia 21
tahun. Sebelum kami menikah aku sudah 2 kami menggugurkan janin hasil hubungan
dengan Hariono. Dari prolog ceritaku rasanya sudah dapat ditebak bagaimana
petualanganku dengan dunia sex. Terus terang aku sangat mendambakan permainan
sex. Rasanya sehari saja tubuhku tidak disentuh dan tidak melakukan hubungan
badan, rasanya ada sesuatu yang hilang dan membuatku gelisah.
Mungkin libidoku yang tinggi atau
apa aku sendiri tidak tahu. Sejak menikah, hubunganku dengan Hariono sudah
tidak baik. Hariono adalah tipe anak Mama. Setelah kami menikah aku diboyong ke
rumah orang tuanya. Di rumah tersebut aku merasa tidak betah karena Mama
Hariono yang cerewet dan selalu membela anaknya dari pada peduli terhadap
diriku. Sehingga ringkas cerita tak lama usia perkawinan kami.
Aku pun pulang ke rumah kedua orang
tuaku. Suamiku tetap tinggal bersama orang tuanya karena kami masing-masing
berkeras untuk mempertahankan ego dan pendapat kami. Namun hubungan suami istri
tetap berlangsung hingga kami dikarunia 3 orang anak. Terkadang hubungan kami
lakukan di rumah Hariono, terkadang kami lakukan di rumah orang tuaku. Tak jarang
kami lakukan di hotel tatkala Hariono memiliki uang lebih, karena sebenarnya
Hariono tidak memiliki penghasilan selain bergantung dari pemberian orang
tuanya.
Dan aku pun hidup bersama ke-3
anakku dari kedua orang tuaku juga. Ini berlangsung bertahun-tahun hingga saat
ini. Kehidupan macam ini kusadari tidak baik namun aku pun tidak tahu harus
berbuat apa. Mungkin beginilah garis hidupku. Celakanya Hariono bukanlah tipe
lelaki yang setia. Di luar sepengetahuanku, dia sering berganti perempuan.
Hingga pernah suatu hari seorang teman baikku memergoki suamiku sedang intim
dengan Merry yang juga sahabatku. Mereka berhubungan hingga di atas tempat
tidur. Laporan yang sampai ke telingaku ini juga sempat kubuktikan saat Hariono
sedang check in di sebuah hotel bersama Merry, karena diam-diam kubuntuti dari
belakang sepak terjang mereka mulai saat Hariono menjemput Merry di rumahnya
hingga mereka berangkulan mesra memasuki kamar di sebuah hotel.
Dengan demikian jatah Hariono
meniduriku jadi berkurang. Biasanya kami bisa melakukan 3 kali seminggu.
Akhir-akhir ini paling banyak hanya seminggu sekali Hariono mengajakku making
love. Itu pun atas inisiatif dariku dan tak jarang ia lakukan secara
terburu-buru karena harus dilakukan di atas mobilnya. Hal ini terus terang
membuatku sangat tersiksa karena kehausan akan permainan sex yang selalu
kudambakan.
Untuk mencapai hasrat yang
kuinginkan, sering kulakukan dengan masturbasi di rumah. Kulakukan di kamar
tidur atau di kamar mandi yang ada di dalam kamar tidurku. Aku memang tidur
sendirian karena ke-3 anakku setiap hari selalu bersama kedua orang tuaku.
Memang sejak aku kembali ke rumah orang tuaku, anak-anakku praktis menjadi
milik ibuku yang sangat mencintai cucu-cucunya.
Walau aku sudah memiliki 3 momongan,
body dan penampilanku tetap bagaikan seorang gadis. Apa lagi usiaku yang
relatif sangat muda. Bahkan tidak seorangpun percaya kalau aku sudah menikah,
apa lagi sudah memiliki anak. Ini merupakan suatu karunia yang luar biasa bagi
diriku. Dan yang membuatku lebih bangga lagi, bila aku sedang jalan di Mall,
selalu kurasakan banyak mata nakal memandangku penuh arti dan tak jarang mereka
juga berani menggodaku. Aku merasakan nikmat saat itu. Apa lagi kalau ada cowok
ganteng dan macho yang berani menggangguku. Hatiku terasa sangat sejuk sekali.
Akibatnya tak jarang saat aku pulang, kubayangkan wajah laki-laki di mall tadi
sambil melakukan masturbasi. Kuusap sendiri vagina, klitorisku dan kumainkan
jari lentikku ke dalam lubang vaginaku hingga aku mengalami klimaks yang luar biasa.
Pada suatu saat, tanpa sengaja aku
berkenalan dengan seorang cowok yang usianya jauh di atas usiaku. Sebut saja
Sinto yang berusia 40 tahun. Sinto sudah memiliki keluarga dan berpenghasilan
cukup, bahkan merupakan salah seorang tokoh masyarakat di kotaku. Aku tidak
akan menceritakan kisah perkenalanku dengan Sinto. Ringkas ceritanya kami telah
sering berkirim SMS. Sinto yang selalu meneleponku karena selain menghemat
pulsaku, juga demi menjaga hubungan Sinto dengan keluarganya.
Sinto orangnya dewasa sekali,
demikian juga tutur katanya. Orangnya juga cukup ganteng bila dibandingkan
dengan Hariono. Yang jelas postur tubuh Sinto lebih atletis. Maklum, dia juga
mantan olahragawan. Terus terang sosok Sinto sudah merasuki tubuh dan
kehidupanku. Sering kubayangkan Sinto saat masturbasi. Saat itu kami belum
pernah melakukan hubungan sex karena Sinto pandai menghargaiku, tidak seperti
laki-lain yang langsung mengarah ke hal yang satu itu. Hal ini justru menyiksa
batinku yang memang sebenarnya sudah haus akan sex.
Semakin hari SMS dari Sinto sudah
mulai menjurus ke arah sana. Mulai dari menanyakanku sedang apa, pakai baju apa
dan sebagainya. Saat itu kujawab sejujurnya melalui SMS bahwa aku sedang horny
di kamar. Kuceritakan keadaanku dengan sejujurnya bahwa aku baru saja selesai
mandi, tubuhku bugil hanya dibalut kimono tipis saat itu. Dan Sinto membalas
SMS-ku yang mulai menjurus ke arah yang jorok namun aku tidak tersinggung
bahkan justru menikmatinya, karena terus terang hal ini telah lama
kunanti-nantikan. Sinto membalas SMS-ku dengan mengatakan bahwa ia jadi
terangsang saat membayangkan seandainya saat ini dia berada di sampingku saat
aku berada dalam posisi seperti saat ini. Sinto mengatakan via SMS bahwa hal
yang akan dilakukannya adalah menciumku, mengulum bibirku, menjilat telingaku,
leherku rata ke bawah hingga payudaraku, kemudian menjilat serta menghisap
putingku secara bergantian.
Sambil membaca SMS Sinto, aku
membayangkan kata-katanya sambil tanganku yang satu mulai meraba serta
meremas-remas payudaraku. Akibatnya bibir kemaluanku pun mulai basah karena
cairan hangat mulai mengalir deras dari liang vaginaku. Pada SMS berikutnya,
Sinto mengatakan bahwa jilatannya akan terus turun menjelajah perut hingga
pusarku dan dia tidak akan melewati sejengkal pun tubuh mulusku yang memang
telah lama ia idam-idamkan. Jilatannya akan terus berlanjut ke bawah hingga
kedua belah pahaku, lututku hingga seluruh jari-jari dan telapak kakiku.
Bersamaan dengan itu aku juga melakukan rabaan dan belaian pada tubuhku sesuai dengan
isi SMS Sinto. Aku hanya dapat mengerang karena dari liang vaginaku dapat
kurasakan cairan bening yang terus mengalir deras membasahi sprei tempat
tidurku. Kimono yang kukenakan pun sudah awut-awutan hingga akhirnya kulepaskan
sekalian hingga aku pun dalam keadaan bugil tanpa sehelai benang pun yang
menutupi tubuhku.
Ingin rasanya aku meremas dan
mengusap vaginaku yang sudah terasa sangat gatal menanti belaian. Namun aku
bertahan hingga mengikuti alur cerita Sinto yang dikirim melalui SMS. SMS
berikutnya, Sinto menyampaikan bahwa ia meneruskan jilatan lidahnya naik ke
pahaku hingga bagian dalam selangkanganku. Lidahnya akan menjelajah bibir
vaginaku. Dan saat itu jari-jari tanganku pun menjelajah ke vaginaku. Jariku
mengelus lembut bibir vaginaku. Sungguh tak tak dapat kulukiskan dengan
kata-kata kenikmatan yang luar biasa melanda diriku, hingga aku melenguh
bagaikan seekor sapi..
“Ooouuhh.. Uuhh! Aahh..! Clep..!
Sleep..!”
Bersahutan antara suara lenguhanku
dengan suara kecipak vaginaku. Akupun mengalami orgasme yang luar biasa hanya
dengan khayalanku bersama SMS dari Sinto. Rupanya Sinto masih mengirim SMS-nya
bahwa ia akan menjilati klitorisku, menggigit kecil dan menghisap habis cairan
yang mengalir dari dalam vaginaku.
Kubalas SMS Sinto dengan menyampaikan
sejujurnya apa saja yang kulakukan saat membaca SMS-nya dan juga kuceritakan
sejujurnya bahwa aku telah mengalami orgasme dan sensasi yang luar biasa.
Selanjutnya Sinto meneleponku dan mengajakku untuk bertemu. Dia berjanji akan
memberikan kenikmatan yang nyata bagi diriku. Terus terang hatiku berdebar
karena selama ini kami belum pernah mengobrol sejauh itu dan aku pun belum
pernah melakukan hubungan sex dengan orang lain selain dengan Hariono, namun
ajakan Sinto untuk bertemu kusetujui. Kami berjanji besok pagi bertemu di
sebuah hotel berbintang tertua di kotaku. Sayangnya hotel tersebut saat ini
sudah tutup karena pailit dan baru akan direnovasi setelah mendapat investor
baru.
*****
Keesokan harinya kami pun bertemu di
hotel M. Rupanya Sinto sudah memesan kamar. Jadi kami pun tidak perlu
berlama-lama di lobby hotel dan langsung masuk ke kamar. Dalam kamar, Sinto
langsung mencium dan melumat bibirku. Kubalas pagutannya dengan liar karena aku
memang sudah sangat haus dan sangat mendambakannya. Tangan Sinto meremas
bongkahan pantatku. Aku pun tak ketinggalan melepas kancing bajunya. Tak berapa
lama kami pun sudah hampir telanjang bulat. Sinto hanya mengenakan CD dan aku
pun hanya menggunakan setelan BH dan CD mini berenda yang berwarna hitam.
Melihat apa yang kukenakan saat ini,
Sinto sepertinya bertambah nafsu. Batang kemaluannya yang cukup besar tersembul
dari CD warna putihnya yang segera kuperosotkan dan kuremas batang kemaluannya
yang sudah membesar sejak tadi. Ukuran panjangnya normal tapi diameter dan
kekerasannya luar biasa menurutku. Batang kemaluan laki-laki yang panjang
sering kulihat di BF, tapi batang kemaluan sebesar ini belum pernah kulihat,
memang luar biasa.
Sinto pun mulai melakukan serangan
dengan bibir dan lidahnya sesuai dengan janjinya kemarin. Kalau kemarin dia
hanya menyampaikannya via SMS, saat ini langsung dia praktekkan ke tubuhku.
Mulai dari bibir, telinga, leher hingga kedua payudaraku habis dilalapnya.
Memang Sinto sangat piawai melakukan hal ini karena tanpa kusadari BH-ku sudah
terlepas sejak tadi. Mungkin aku terlalu menikmati jilatannya sambil tanganku
terus meremas dan mengocok batang kemaluannya hingga aku tidak sadar saat BH-ku
terlepas.
Semua ini kami lakukan sambil
berdiri hingga kakiku terasa lumpuh dan tubuhku mulai gontai bagaikan ingin
pingsan sampai saatnya Sinto membopong tubuhku ke tempat tidur sambil terus
melakukan jilatan sensasionalnya hingga ke tubuh bagian bawahku. Tangan kirinya
tetap meremas payudaraku. Mulutnya menjelajah ke perutku sambil sesekali lidahnya
menjulur di pusarku. Tangan kanannya memerosotkan CD miniku hingga ke lutut dan
diteruskannya dengan kedua kakiku hingga aku benar-benar bugil tanpa sehelai
benang pun menutupi tubuh molekku.
Kami telah benar-benar bugil saat
lidah Sinto menjelajah terus ke bawah pahaku. Dijilatinya terus hingga ke jari
dan telapak kakiku bergantian kiri dan kanan, hingga entah berapa banyak sudah
cairan hangat yang mengalir deras dari dalam liang vaginaku saat itu. Aku pun
merasakan sensasi dan kenikmatan yang luar biasa. Aku tak kuasa lagi meremas
batang kemaluan Sinto. Kedua tanganku telentang meremas bantal dan sprei di
sekelilingku sambil tubuhku menggeliat bagaikan ular di padang pasir kepanasan.
Sementara itu bibir dan lidah Sinto
terus bergeriliya menelusuri pahaku hingga belahan paha bagian dalam. Naik
sedikit ke arah selangkanganku, sesekali lidahnya menyentuh bibir vaginaku
sehingga cairan hangat dari dalam lubang kenikmatanku mengalir tak terbendung.
Sinto tahu dan merasakan itu. Dan langsung dibenamkan mulutnya di vaginaku
seakan tak rela cairan itu mengalir merembes ke sprei dengan sia-sia. Dihisap
dan ditelannya semua cairan yang ada.
Bibir vaginaku dan bibir Sinto
saling menempel hingga lubang vaginaku berhadap-hadapan dengan mulut Sinto,
seakan dua buah ujung selang karet yang saling menempel. Disedotnya semua
cairan yang ada dan yang mengalir keluar hingga seakan liang vaginaku disedot
vaccum cleaner. Belum cukup sampai di situ, lidah Sinto terus dijulurkannya dan
menari-nari di klitorisku dan sesekali lidahnya dijulurkan memasuki liang
vagina dan menyentuh dinding vaginaku, hingga aku pun mengalami orgasme,
mungkin yang kedua karena saat orgasme yang pertama tadi kurasakan saat jilatan
Sinto menyentuh bibir vaginaku. Saat ini jiwaku seakan sudah melayang ke langit
ke tujuh. Desahanku sudah meracau sangat keras sambil tanganku meremas dan
menjambak rambut kepala Sinto.
Selesai dengan jilatannya, Sinto pun
kembali mencium bibirku sambil batang kemaluannya diarahkannya ke bibir
vaginaku. Didorong-dorongkannya pelan, tapi karena vaginaku sudah mengalami
lubrikasi sejak tadi maka tanpa kesulitan batang kemaluan Sinto yang mirip
rudal itu langsung dengan mudahnya bisa masuk ke dalam lubang vaginaku yang
nampaknya sudah menganga lebar saat kubuka pahaku lebar-lebar dan aku mengalami
kenikmatan yang luar biasa dan entah berapa kali aku mengalami orgasme lagi
selama permainan ini, hingga akhirnya aku dan Sinto mencapai orgasme yang
bersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar