CERITA DEWASA - Setelah perkawinan kami memasuki tahun
kelima, aku dan istriku mengalami hubungan suami istri yang makin hari makin
hampa, karena kesibukan mengurus 2 anak kami yang masing-masing berumur 2 dan 3
tahun. Istriku malas sekali jika diajak berhubungan suami istri, alasannya
terlalu capai bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mengurus anak. Aku yakin
istriku bukan tipe istri yang suka selingkuh, selain taat beragama, norma-norma
moral dan kesusilaan sangat dijaga benar oleh istriku, ini dikarenakan istriku
berasal dari keluarga baik-baik dan harmonis. Aku berusaha mencari informasi
bagaimana memulihkan hubungan kami supaya normal kembali. Jika kupaksakan
berhubungan, istriku berteriak kesakitan, meskipun sudah dengan pemanasan (four
play) yang lama. Istriku tidak terangsang sama sekali dan lubang kemaluannya
tetap kering, dan jika dipaksakan masuk, dia akan menjerit kesakitan. Aku
berusaha mencari alternatif untuk penyembuhan frigiditas istriku ini. Sudah
berbagai terapi dan dokter psiater sex yang canggih kami datangi, tetapi tetap
saja istriku belum hilang frigiditasnya. Istriku berumur 28 tahun dan aku 31
tahun, pada awalnya perkawinan kami boleh dikatakan cukup bahagia, namun
sekarang karena istriku mengalami frigiditas yang nampaknya permanen, membuatku
bingung mencari solusinya. Sebelum kulanjutkan, aku ingin menceritakan istriku
yang bernama Mia, yang kukawinkan 5 tahun yang lalu, untuk ukuran orang
Indonesia dia termasuk wanita yang cukup jangkung dengan tinggi 170 cm dengan
berat 49 kg. Kulitnya kuning langsat, rambut sebahu, memiliki leher yang
jenjang. Apa yang kusuka dari istriku adalah kakinya yang panjang dan jenjang,
serta bibirnya yang tebal dan sensual, buah dadanya tidak terlalu besar namun
bentuknya indah mancung ke atas. Yang membuatku penasaran adalah puting
payudaranya yang besar, hampir sebesar ujung kelingking, itu yang membuatku
senantiasa gemas dan ingin selalu menghisapnya. Kembali ke masalah tadi. Setelah mendapat
informasi dari seorang rekan kerja, dia mengatakan bahwa di daerah Ciputat ada
orang pintar/Dukun yang dapat menyembuhkan segala penyakit termasuk penyakit
frigiditas seperti istriku ini. Namanya Pak Acan, dia sering dipanggil Abah
Acan (bukan nama sebenarnya). Sebenarnya istriku ragu-ragu untuk berobat ke
orang pintar itu, namun atas desakanku tidak ada salahnya dicoba. Singkat
cerita, kami pun pergi ke tempat itu, dan memang banyak yang datang dengan
berbagai penyakit, kami pun mendaftar dan mendapat giliran terakhir. Sambil
menunggu, aku mengamati pasien-pasien sebelumnya, ternyata terapi orang pintar
tersebut adalah dengan memijat dengan menggunakan minyak (seperti minyak
kelapa) yang dibuatnya sendiri. Setiap pasien perempuan harus melepas seluruh
bajunya, bh dan tinggal celana dalam, dan mengenakan sarung yang disediakan.
Aku sempat mengamati kamar kerjanya yang serupa dengan kamar tidur itu pada
saat pintunya terbuka. Beberapa wanita sedang menanggalkan BH dan memakai
sarung. Begitu istriku tahu tentang itu, dia hampir saja mengurungkan niatnya
untuk berobat karena risih harus buka pakaian segala, apalagi harus melepas BH.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30, kemudian giliran kami dipanggil ke
dalam. Aku pun disuruh masuk oleh assistennya. Orang itu meperkenalkan namanya,
kemudian menanyakan keluhan penyakit istriku, dia pun mengangguk-angguk
mengerti dengan syarat seluruh terapi harus diikuti dengan serius tanpa
ragu-ragu. Kami pun mengiyakan, asal istriku dapat sembuh. Kemudian Abah Acan
menyuruh istriku menanggalkan pakaiannya, begitu istriku membuka BH-nya,
kulihat ekor mata Abah Acan agak terkejut melihat buah dada istriku yang putih
dan mancung ke atas itu, serta puting susunya yang cukup besar itu. Setelah
sarung dililitkan di tubuh istriku yang hanya tinggal mengenakan celana dalam,
kemudian istriku disuruh tidur telentang di kasur yang sudah disediakan. Aku
melihat Abah Acan mulai meminyaki rambut dan kepala istriku dengan minyak,
kemudian istriku disuruh duduk, serta merta lilitan sarung yang dipakai istriku
terlepas. Kemudian dari arah belakang Abah Acan meminyaki punggung istriku. Cerita dewasa Posisi Abah Acan duduk
menghadap punggung istriku. Dari arah belakang kedua tangannya mulai meminyaki
payudara istriku yang kiri dan kanan, seluruh permukaan payudara istriku
diminyaki, dan kemudian aku melihat Abah Acan melakukan pijatan-pijatan yang
menurutku sepertinya pijatan pijatan erotis. Aku juga melihat tangan Abah Acan
meminyaki puting susu istriku, tangannya yang hitam dan telapak tangannya yang
besar dan kasar itu meminyaki puting susu istriku. Dan aku terkejut ketika aku
melihat jari-jari Abah Acan yang besar itu juga memelintir-melintir puting susu
istriku yang besar itu. Anehnya aku melihat istriku diam saja, tidak memberikan
perlawanan. Sungguh aku heran, dengan aku saja suaminya dia paling tidak suka
puting susunya kupegang-pegang tapi ini kenapa, sama Abah Acan dia diam saja?
Puting susu istriku yang dasarnya memang sudah besar itu semakin besar dan
keras terlihat semakin kencang dan mencuat karena terus dipelintir, dipencet
dan ditekan-tekan oleh jari-jari Abah Acan, yang kiri dan kanan. Aku semakin
mengamati bahwa pijatan Abah Acan tidak lagi memijat, tapi justru meremas-remas
kedua payudara istriku. Aku bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia tidak memijat
bagian tubuhnya yang lain tapi justru hanya kedua payudara istriku saja.
Kuperhatikan kedua puting susu istriku semakin besar dan mencuat keras. Sungguh
kontras menyaksikan kedua telapak tangan Abah Acan yang hitam dan besar dengan payudara
istriku yang putih yang diremas-remas oleh tangan yang kasar. Aku semakin
heran, apakah ini terapi untuk menghilangkan frigiditas istriku? Dan yang lebih
aneh, buah dada istriku nampak makin keras dan mengencang seiring dengan puting
susunya yang juga mengencang. Apalagi istriku kok diam saja diperlakukan
demikian, karena benar-benar kusaksikan Abah Acan bukan memijat, tapi
meremas-remas buah dada istriku seenaknya, dan itu dilakukan cukup lama. Segala
macam bentuk pertanyaan timbul dalam hatiku, bayangkan buah dada istriku
diremas-remas oleh Abah Acan di hadapan mata kepalaku sendiri, dan aku
mendiamkannya. Dan yang lebih aneh lagi sarung yang masih melilit di pinggang
istriku diturunkan ke bawah oleh Abah Acan, tentu saja paha istriku yang putih
panjang dan mulus langsung terpampang. Lalu dia berkata kepada istriku,
"Neng, tolong dibuka celana dalamnya, Abah mau periksa sebentar..!"
Anehnya entah karena kena sirep atau apa, istriku menurut membuka celana
dalamnya tanpa membantah sedikit pun. Tentu saja aku kaget dan lidahku
tercekat. Jantungku berdegup dengan kencang. Kok, Abah Acan menyuruh membuka
celana dalam istriku. Dan yang membuat jantungku lebih berdegup dengan kencang,
kenapa istriku tidak keberatan atas permintaan Abah Acan? Setelah istriku melepaskan
celana dalamnya, aku melihat sendiri mata Abah Acan terkesiap melihat kemaluan
istriku, yang bersih tanpa rambut sedikit pun. (Memang bulu kemaluan istriku
selalu dicukur, agar nampak bersih) Dan memang aku mengakui kemaluan istriku
termasuk indah seperti kemaluan anak gadis umur 14 tahun, dengan kedua bibir
kemaluan yang tertutup rapat. Jantungku semakin berdegup kencang ketika Abah
Acan menyuruh istriku berbaring dan sekaligus melebarkan pahanya ke kiri dan ke
kanan yang secara otomatis kemaluan istriku terpampang tanpa ada yang menutupi
sama sekali. Lalu Abah Acan berkata, "Neng, Abah mau periksa dalam yah..,
Neng tenang-tenang aja, yang penting frigid-nya Nneng bisa sembuh." Lalu
istriku pun mengangguk tanda setuju. Dan tanpa kusadari, batang kemaluanku
sudah tegang luar biasa, apalagi ketika jari-jari Abah Acan yang berbuku-buku
besar itu mulai membelai-belai kemaluan istriku. Dia mulai memijat mijat bibir
kemaluan istriku seraya mengolesinya dengan minyak. Jari-jari Abah Acan, yang
besar dan berlumuran minyak itu mulai mempermainkan kemaluan istriku. Aku
melihat jari telunjuk Abah Acan menyentuh kelentit istriku. Jari tengahnya
mulai masuk perlahan-lahan merojok ke dalam kemaluan istriku. Aku hampir tidak
percaya pada pendengaranku, aku mendengar istriku melenguh kecil dan
mendesah-desah tertahan, seperti orang yang sedang menahan suatu kenikmatan
orgasme (sebenarnya aku senang mengetahui bahwa sebenarnya istriku tidak
frigid). Aku melihat mata istriku begitu redup, seperti orang keenakan. Abah
Acan tidak hentinya terus mulai memundur-majukan jari tengahnya ke dalam liang
kemaluan istriku. Jari tengah Abah Acan yang besar dan hitam itu masuk dengan
lancarnya ke dalam kemaluan istriku. Nampaknya minyak pelumas di dalam kemalaun
istriku sudah keluar. Aku terkejut paha istriku semakin dibuka lebar, dan tanpa
disadarinya istriku mulai mengoyangkan pinggulnya. "Oh.. Bah.. oh.., eh..,
eh.., eh..!" desahnya. Istriku kemudian mengangkat pinggulnya
tinggi-tinggi, sudah dipastikan istriku terangsang luar biasa oleh permaianan
Abah Acan. Aku melihat istriku benar-benar menikmati apa yang dilakukan oleh
Abah Acan pada dirinya. Jari-jari Abah Acan yang berada di dalam liang kemaluan
istriku membuat tubuh istriku yang telanjang bulat itu mengelinjang-gelinjang tidak
karuan sambil tangannya mencengkram kasur serta mengangkat pinggulnya dan
pantatnya, kemudian mengoyangkannya ke kiri dan ke kanan. Jari tengah Abah Acan
yang besar dan kasar itu terbenam dalam sekali di dalam lubang kemaluan
istriku. Aku juga melihat jempol jarinya mengosok-gosok klitoris istriku.
Sungguh lihay sekali Abah Acan membangkitkan birahi istriku. Aku melihat mata
istriku menandakan keenakan, dimana biji matanya yang hitam tidak nampak,
sementara jari-jari Abah Acan terus bergerak mundur maju di antara bibir vagina
istriku, dan makin lama jari-jari Abah Acan makin jauh terbenam di dalam vagina
istriku. Lalu yang membuat jantungku berdegup kencang, Abah Acan memutar-mutar
jarinya yang sedang berada di dalam kemaluan istriku, diputar ke kiri dan ke
kanan, lihay sekali dia merojok-rojok kemaluan istriku. Klitoris istriku juga
menjadi perhatian penuh Abah Acan, jempol Abah Acan yang besar dan kasar
permukaanya itu terus mengosok-gosok klitoris istriku. Semakin lama nampak
klitoris istriku membesar dan menonjol kepermukaan, sungguh pemandangan yang
luar biasa. Digosok dan dimainkan sedemikian rupa, klitoris istriku semakin
besar sebesar biji kacang tanah, dan istriku pun melenguh tidak karuan menahan
kenikmatan yang didapat oleh Abah Acan. Aku pun semakin tercekat, karena Abah
Acan mulai memasukkan tambahan jarinya, yaitu jari telunjuknya yang
berbuku-buku besar itu ke dalam kemaluan istriku. Bersama jari tengah dan
telunjuknya yang besar itu, Abah Acan semakin menggila mengexplorasi kemaluan
istriku serta sering memutar-mutar jarinya di dalam. Tidak dapat dibayangkan
selama ini, aku saja suaminya tidak pernah melakukan apa yang seperti Abah Acan
lakukan. Jangankan memasukkan jari ke dalam kemaluannya, menggosoknya dari luar
pun istriku tidak mau, alasan istriku tidak hygienis. Susah dibayangkan,
bagaimana rasa nikmatnya Abah Acan ketika jarinya masuk ke dalam kemalauan
istriku yang kecil dan tertutup rapat itu dirojok oleh kedua jari Abah Acan
yang besar-besar itu. Apalagi tangan kiri Abah Acan yang bebas mulai menggapai
payudara istriku dan mulai meremas-remasnya bergantian yang kiri dan kanan
serta memelintir-melintir puting susu istriku bergantian. Aku melihat puting
susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu membesar dan mencuat ke atas
karena diperlakukan demikian. "Ahhh..!" suara desahan istriku makin
keras terdengar (sebenarnya istriku paling malu mendesah-desah keenakan seperti
ini, biasanya dia tahan, tidak mengeluarkan suara) tapi dengan Abah Acan dia
benar-benar tidak tahan. Sungguh aku heran, dengan Abah Acan, kok jadi lain.
Kalau aku suaminya yang melakukan dia tidak mau, jangankan memasukkan jari ke
dalam lubang kemaluannya, meremas-remas buah dadanya saja istriku tidak mau,
ngilu katanya. Dengan Abah Acan dia merelakan kedua payudaranya diremas-remas,
dan membiarkan Abah Acan mempermainkan puting susunya (yang menurut dia sangat
geli dan sensitif). Dan yang membuatku tidak habis berpikir dan membuat
birahiku semakin naik, kenapa dia membiarkan jari-jari Abah Acan masuk ke dalam
lubang kemaluannya, sedangkan aku ditolaknya dengan tegas jika ingin
mempermainkan kemaluannya. Tapi aku tidak dapat berpikir lama lagi, karena aku
sedang menyaksikan pemandangan yang sangat luar biasa, dimana istriku sedang
menikmati perbuatan Abah Acan. Jari-jari Abah Acan semakin dalam terbenam dan
semakin cepat maju mundurnya. Dan, tiba-tiba aku melihat kedua paha istriku
menjepit kencang tangan Abah Acan yang berada di selangkangan istriku. Kedua
tangan istriku menarik tangan Abah Acan sambil berusaha menekan pinggulnya ke
depan serta menarik tangan Abah Acan dan berusaha menekan jari-jari Abah Acan
untuk lebih jauh masuk ke dalam vaginanya. Istriku merintih histeris tidak
tertahan, "Ahh.., ahh.., ahh.., ahhh..!" Rupanya istriku telah
mencapai orgasme dengan sempurnanya. Abah Acan dapat merasakan cairan istriku
telah keluar dan meleleh ke bibir kemaluannya. Dan aku juga melihat wajah Abah
Acan sudah memburu penuh nafsu. Dengan perlahan dia membuka celana hitam
komprangnya, kemudian membuka celana dalamnya, lalu tersembul lah batang
kemaluan Pak Acan yang sudah membesar dan menegang itu, yang dikelilingi oleh
urat-urat yang besar. Aku pun tercekat memandang batang kemaluan Aban Acan yang
besar dan panjang itu. Jantungku berdegup dengan kencangnya. Lalu Abah Acan menoleh
kepadaku, "Pak, Bapak rela tidak sebagai suami, demi untuk kesembuhan
istri Bapak ini, istri Bapak musti saya suntik dengan ini," sambil
menunjukkan batang kemaluannya yang besar itu, "Saya harus menyetubuhi
istri Bapak sekarang. Biar frigidnya hilang." Aku pun terdiam, pikiranku
berkecamuk, tiba-tiba seperti suara halilintar yang memecahkan telingaku,
istriku berkata, "Biar saja Abah Acan, saya mau, yang penting.. saya bisa
sembuh." Jantungku berdegup kencang, tapi tubuhku menjadi lemas mendengar
perkataan istriku barusan. Istriku rela disetubuhi oleh orang yang baru
dikenal, bahkan dilakukan di depan suaminya, seingatku Mia adalah istriku yang
paling setia, alim dan tidak pernah macam-macam, tapi kenapa sekarang jadi
begini, apakah kena guna-guna..? Sirap..? Atau apa..? Aku tidak dapat berpikir
lebih lama lagi, dengan perlahan dan pasti Abah Acan mengarahkan topi bajanya
ke dalam kemaluan istriku. Istriku pun juga cukup kaget melihat topi baja Abah
Acan lebih besar dari batang kemaluannya. Dan sialnya, sepertinya istriku tidak
sabar menunggu batang kemaluan Abah Acan menghampiri kemaluannya. Tanpa rasa
malu sedikit pun, istriku menarik pinggul Abah Acan dengan kedua belah
tangannya untuk cepat merapat ke selangkangannya. Tapi ternyata Abah Acan sadar
diameter kemaluannya yang hampir 3 cm itu memang terlalu besar untuk kemaluan
istriku yang mungil dan imut-imut itu, (sebenarnya ada perasaan minder dalam
diriku, karena batang kemaluanku jika dibandingkan dengan Abah Acan jauh lebih
kecil). Perlahan Abah Acan mengosok-gosok topi bajanya di permukaan kemaluan
istriku yang kecil dan mungil itu. Aku pun deg-degan melihat pemandangan yang
spektakuler itu, apa bisa masuk seluruh batang kemaluan Abah Acan ke dalam
vagina istriku..? Aku melihat wajah ketidaksabaran istriku karena Abah Acan
belum memasukkan seluruh batang kemaluannya ke dalam liang vaginanya. Nampak
wajah protes dari istriku dan Abah Acan mengerti. Perlahan dan pasti topi baja
Abah Acan sudah mulai terbenam masuk ke dalam kemaluan istriku. Mata istriku
mendelik-delik ke belakang, merasakan kenikmatan yang luar biasa, dan membuat
perasaan iri menjalar di tubuhku. Istriku memeluk tubuh Abah Acan dengan
kencangnya, seolah tidak mau melepas batang kemaluan yang sudah masuk ke dalam
vaginanya. Istriku semakin memperlebar kedua pahanya lebar-lebar, ke kiri dan
ke kanan, mempersilakan batang kemaluan Abah Acan masuk tanpa hambatan. Kini
seluruh batang kemaluan Abah Acan sudah terbenam di dalam liang vagina istriku.
Abah Acan tidak langsung memainkan batang kemaluannya, dibiarkannya sesaat
batang kemaluan itu terbenam, ini membuat istriku makin gelisah. Dan sungguh di
luar dugaan, Abah Acan berusaha mencium bibir istriku yang sensual itu, aku
menyaksikan bagaimana bibir Abah Acan yang hitam itu melumat bibir istriku yang
tebal dan sensual itu. Aku tahu sebenarnya istriku tidak mau dicium oleh
sembarang pria, tapi karena desakan birahi yang meluap-luap, mau juga istriku
membalas ciuman Abah Acan dengan ganasnya. Kulihat mereka berpagutan, namun
istriku sudah tidak tahan. Dia berkata, "Ayo dong.., Abah Acan,
mulai..!" Perlahan dan pasti Abah Acan mulai memaju-mundurkan batang
kemaluannya di dalam vagina istriku. Aku melihat disaat batang kemaluan Abah
Acan menghujam ke dalam, bibir kemaluan istriku pun ikut melesak ke dalam, dan
disaat batang kemaluan tersebut ditarik keluar, bibir vagina istriku pun ikut
melesak keluar. Hal ini dikarenakan batang kemaluan Abah Acan yang terlalu
besar untuk ukuran vagina istriku yang kecil dan imut itu. Aku melihat wajah
istriku merah padam, menahan kenikmatan yang luar biasa. Matanya terpejam-pejam
saat menerima hujaman batang kemaluan Abah Acan serta bibirnya mendesis-desis.
Ternyata istriku sangat menikmati persetubuhannya dengan Abah Acan, dikarenakan
memiliki batang kemaluan yang besar dan panjang. Sementara aku melihat wajah
Abah Acan, matanya merem melek, menikmati liang vagina istriku yang kecil dan
imut-imut itu. Tanpa ada rasa malu, di sela-sela rengekan nikmat yang keluar
dari bibir istriku, aku mendengar dia berkata, "Ahh... Ayo dong.. Bah
Acan, cepetan..!" Rupanya istriku sudah ingin mencapai orgasme. Istriku
semakin cepat menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan, dan mengangkat
pinggulnya tinggi-tinggi. Dan benar saja, Abah Acan semakin mempercepat
permainannya, topi baja dan batang kemaluan Abah Acan yang dikelilingi oleh
urat-urat yang besar sekarang begitu mudahnya masuk keluar dari dalam liang
kemaluan istriku yang sempit itu. Sukar dibayangkan, batang kemaluan Abah Acan
yang demikin besar itu dapat menerobos masuk dan keluar dengan mudahnya, ini
dikarenakan pasti istriku sudah mengeluarkan cairan pelumasnya begitu
banyaknya. Tapi karena saking besarnya batang kemaluan Abah Acan, bibir
kemaluan istriku tetap melesak ke dalam atau ke luar ketika dihujam maupun ketika
dicabut. Ini merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan, cepatnya batang
kemaluan Abah Acan masuk dan keluar, diikuti dengan cepatnya bibir vagina
istriku melesak ke dalam dan keluar. Aku pun sudah tidak tahan untuk melakukan
masturbasi melihat istriku disetubuhi oleh laki-laki yang belum dikenal dengan
batang kemaluan yang luar biasa besarnya. Abah Acan ternyata tidak mau rugi
sama sekali, apabila diperbolehkan menyetubuhi istri orang dalam rangka
penyembuhan, harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak boleh ada bagian tubuh
yang dilewatkan. Memang sungguh keterlaluan, sempat-sempatnya Abah Acan melahap
kedua buah dada istriku yang terguncang-guncang terkena hentakan batang
kemaluannya. Dengan rakus disedot-sedotnya puting susu istriku dengan kuatnya yang
kiri dan kanan bergantian, sungguh Abah Acan menikmati puting susu istriku yang
sebesar ujung kelingking itu (seperti anak kecil ngempeng dot). Pasti nikmat
karena terasa puting itu di mulut yang menghisapnya. Efek dari ini semua
istriku tidak tahan untuk berteriak-teriak menikmati kenikmatan yang amat
sangat yang belum pernah dirasakan. Dan tiba-tiba aku melihat tubuh istriku
mengejang kaku dan bergetar seperti dialiri listrik ribuan volt. Tangan dan
kakinya memeluk Abah Acan dengan kuat seperti lengket. "Ahh.., ahh...
Ahh..!" tangannya mencakar punggung Abah Acan hingga berdarah dan bibirnya
mengigit lengan Abah Acan hingga berdarah pula. Pinggul istriku diangkat
menempel di tubuh Abah Acan, seolah tidak dapat lepas, istriku mengalami orgasme
yang luar biasa hebatnya, yang seumur hidup belum pernah dirasakannya.
Sementara Abah Acan pun sudah tidak tahan, dia mempercepat kocokannya. Dan
akhirnya ketika ingin memuntahkan laharnya, dia cepat mencabut batang
kemaluannya yang besar dan berurat itu dan disodorkan segera ke wajah istriku.
Sperma putih melumuri wajah istriku dan sebagian dari sperma itu harus ditelan
oleh istriku, sebagai salah satu syarat kesembuhan. Setelah selesai, Abah Acan
menyuruh istriku mandi air kembang yang disediakannya dan memberikan beberapa
ramuan kepadaku untuk diminumkan istriku. Kemudian Abah Acan juga memberikan
semacam dildo dari karet, untuk menstimulir birahi istriku, karena katanya
istriku hanya dapat orgasme dengan ukuran penis yang besar dan panjang minimal
dengan diameter 2 cm dan panjang 20 cm. Ketika hendak pulang, kutanyakan berapa
ongkos tarif terapi yang baru saja dilakukannya. Dikatakannya gratis, untuk
istriku karena sudah dibayar dengan tubuh istriku. Dia mengatakan aku merupakan
pria yang beruntung mempunyai istri yang lubang kemaluannya kecil dan peret
meskipun sudah beranak 2. Demikianlah pembaca. Setelah kejadian di tempat Abah
Acan, istriku sudah mulai berangsur-angsur sembuh dari frigidnya, dan terus
menjalankan terapi serta minum ramuan yang dibuat oleh Abah Acan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar