CERITA DEWASA - Selepas
sekolah aku kuliah di akademi sekertaris. Aku pisah dengan keluarga dan tinggal
sendiri. Tak jarang rasa sepi terasa saat jauh dari keluarga. Untunglah aku
memiliki teman akrab yang dapat menghilangkan rasa sepi. Namanya Selly ia teman
kampusku dan kebetulan kami satu kost.
Selly memang supel. Ia memiliki banyak teman dan kenalan. Sering ia memperkenalkan aku dengan teman-temannya. Tak jarang teman prianya mencoba untuk berpacaran denganku. Katanya sih aku cantik dan memiliki penampilan yang begitulah. Akhirnya aku berpacaran dengan kenalan Selly. Namanya Daniel. Ia sangat gigih untuk meluluhkan hatiku. Bisa dibilang temanku Selly memiliki pergaulan yang bebas. Memang ia memiliki banyak pacar dan tak jarang mereka menginap di kamar Selly.
Selly memang supel. Ia memiliki banyak teman dan kenalan. Sering ia memperkenalkan aku dengan teman-temannya. Tak jarang teman prianya mencoba untuk berpacaran denganku. Katanya sih aku cantik dan memiliki penampilan yang begitulah. Akhirnya aku berpacaran dengan kenalan Selly. Namanya Daniel. Ia sangat gigih untuk meluluhkan hatiku. Bisa dibilang temanku Selly memiliki pergaulan yang bebas. Memang ia memiliki banyak pacar dan tak jarang mereka menginap di kamar Selly.
Memang
tempat kostku bagus dan bebas. Dan terkadang pacarku sering pulang malam. Tapi
kami hanya mengobrol dan tidak melakukan apa-apa. Mungkin, karena Daniel cara
berpacarannya jauh, terkadang ia mencoba untuk menaklukan tubuhku.
Baru kali
aku menerima pria sebagai pacarku. Awalnya Daniel mencoba untuk mencium
bibirku. Tapi aku menghindar dan menolaknya. Tapi karena usahanya yang gigih
akhirnya bibir ini kuberikan. Hampir setiap bertemu ia melahap bibirku. Seakan
tiada pertemuan tanpa berciuman. Tahap demi tahap usahanya berhasil membuatku
memberikan tubuhku. Mulai dari bibir, dadaku dan kepolosan tubuhku yang tanpa
sehelai pakaian. Kecuali keperawananku.
Sering
Daniel meminta keperawananku. Tapi kutolak, kuanggap sudah semua kuberi.
Kecuali satu ini. Setiap bertemu tubuhku selalu polos, karena Daniel selalu
melucuti pakaianku. Awalnya aku merasa canggung. Awalnya aku hanya kasihan,
mungkin karena kelembutan Daniel aku malah menyukai hal ini.
Aku memiliki
komputer di kamar kostku. Sering Daniel membawakan film. Tapi lama-lama aku
diajak nonton film XX. Awalnya aku risih, karena merasa lihat tubuh sendiri.
Aku jijik melihat adegan-adegan itu. Tapi karena Daniel memberikan kelembutan
disaat kami menonton, perlahan aku suka. Kuanggap sebagai pelajaran. Beberapa
lama kemudian aku mempraktekkannya. Aku mencontoh beberapa adegan dan aku
menyukainya. Sampai kuberikan liangku, tapi aku tetap perawan karena hanya
liang belakangku yang kuberikan. karena kasihan terhadap Daniel yang
menginginkan bersetubuh denganku.
Awalnya aku
agak risih dan aneh. Tapi rasa nikmat yang kurasakan malah membuatku ketagihan.
Sampai-sampai aku beronani saat kusendiri. Makin diasah rasanya aku makin
butuh. Sampai kurobek sendiri selaput daraku dengan jari-jariku. Daniel tidak
tahu hal ini. Kurasakan kenikmatan yang berbeda disaat liang vaginaku dimasuki
sesuatu.
Saat malam
minggu, Daniel dan aku bercumbu seperti biasanya. Sampai kami benar-benar
terangsang dan sodomi kami lakukan. Aku menikmatinya, entah Daniel. Beberapa
kali kurasakan semburan Daniel di liang anusku. Sampai-sampai liangku sangat
licin. Akhirnya aku kelelahan dan kulihat Daniel ke kamar mandi. Sesaat
kuterlelap. Beberapa lama kuterlelap. Sesaat kutersadar dan kurasakan kakiku
mengangkang lebar. Terasa sentuhan yang lembut merangsang daerah sensitifku.
Dengan reflek, dada dan daguku terangkat tinggi. Ah, birahiku mengalir di dalam
darahku. Sesaat nafasku berburu, kumendesah. Kemudian kurasakan tubuhku
dipeluk. Kurasakan bibir vaginaku tersentuh sesuatu. Perlahan suatu benda
memasuki liang vaginaku. Sekejap kutahan nafas dan kurasakan nikmat seiring
benda yang memasuki liangku. “Ooouuhh,” terucap seiring liangku tertancap
dalam. Mataku tak dapat kubuka lebar karena kunikmati kejadian ini. Perlahan
terlihat sosok Daniel.
Kurasakan
Daniel mengeluar-masukkan miliknya perlahan. Mengapa kurasakan kelembutan dan
kenikmatan dari sentuhannya. Beberapa lama kurasakan semburan di liangku. Aahh,
rasanya, membuat rasa yang.. Sesaat kemudian kurasakan puncakku. Kudekap erat
Daniel dan sesaat tubuhku menegang. Setelah itu kubenar-benar tersadar dan rasa
bingung, sedih, kecewa dan senang bercampur aduk di hatiku. Rasa malu tersimpan
di hatiku. Harga diriku sesaat hilang bersama persetubuhan itu. Beberapa kali
Daniel menyetubuhiku. Tapi rasa klimaks yang kurasakan setiap berhubungan,
membuatku ketagihan.
Akhirnya aku
lulus kuliah. Dan Aku menjadi sekertaris. Bosku baik. Ia sudah menikah.
Kurasakan orangnya lembut. Entah mengapa, lambat laun aku menyukainya. Perasaan
sama kurasakan dari sikapnya. Kulihat ia rajin datang. Kami sering bersama dan
kami sering mengobrol di dalam ruangannya. Awalnya kami berbincang. Akhirnya
kami saling terbuka dan membicarakan tentang hal yang pribadi. Sesaat kami
bertatapan. Rasa getaran yang kuat mengalir di tubuhku di saat dekat dengannya.
Mungkin karena rokku yang pendek membuat ia terangsang. Beberapa kali tangannya
menyentuh pahaku. Awalnya aku ingin menolaknya. Tapi apa salahnya, maka
kubiarkan. Karena sikapku ini Pak Rian semakin sering memegang pahaku. Tak
jarang ia mengelus-elus dan bertahap menyusup ke selangkanganku. Sebenarnya aku
ingin menepis perbuatannya. Mungkin karena aku menyukai, sentuhannya maka
kubiarkan. Tampaknya ia merasa dapat lampu hijau dariku. Tangannya awalnya
meraba pahaku dan akhirnya merembet ke selangkanganku, aku bingung haru berbuat
apa. Aku hanya bisa diam, kemudian ia mengangkat rokku, merangkulku. Bibirnya
menciumi kupingku, leher dan bibirku. Aku bingung harus bagaimana.
Hari-hari
berikutnya ia melakukan hal ini terus. Suatu saat ia mencumbuku, kurasakan
tangannya perlahan mengelus dari pahaku, pinggul, perut dan naik ke dada.
Sesaat kami terdiam. Rasa campur aduk di hatiku. Serasa aku ingin memarahinya.
Tapi aku tak dapat. Ia atasanku, dan sebetulnya aku menyukai hal ini.
Karena
kuterdiam ia semakin menjadi. Dadaku ia raba-raba lalu diremasnya. “Dadamu
empuk ya, besar loh,” bisik bosku. Kurasakan di dadaku mengalir rangsangan.
Putingku terasa mengeras, nyilu dan nikmat. Rasanya kusuka. Kutak sanggup
bergerak karena birahiku muncul. Beberapa lama kurasakan tangannya menikmati
dadaku. Kemudian bibirku juga ia nikmati. Kurasakan bibirku dilahap dengan
nafsunya. Beberapa lama mulai kurasakan kelembutannya. Kubalas kecupan
bibirnya, lidahnya dan hisapan terhadap air liurku.
Beberapa lama kurasakan tanganku mulai sanggup bergerak. Perlahan kugerakkan dan kuhampiri pipinya. Lalu pipinya tersentuh tanganku dan kuelus-elus sebagai tanda kumenikmatinya. Kurasakan kemejaku keluar dari rokku. Ternyata Pak Rian mengangkatnya. Tangannya kurasakan menyusup dari perutku. Kurasakan sentuhan tangannya membuai perut lalu naik mendekap braku. Terbuai kulit dadaku. Beberapa lama kemudian tangannya menelusuri tali BH-ku dan akhirnya sampai dikaitan BH-ku.
Beberapa lama kurasakan tanganku mulai sanggup bergerak. Perlahan kugerakkan dan kuhampiri pipinya. Lalu pipinya tersentuh tanganku dan kuelus-elus sebagai tanda kumenikmatinya. Kurasakan kemejaku keluar dari rokku. Ternyata Pak Rian mengangkatnya. Tangannya kurasakan menyusup dari perutku. Kurasakan sentuhan tangannya membuai perut lalu naik mendekap braku. Terbuai kulit dadaku. Beberapa lama kemudian tangannya menelusuri tali BH-ku dan akhirnya sampai dikaitan BH-ku.
Kurasakan
tangannya mengelus punggungku sesaat. Lalu kurasakan kaitan bra-ku lepas. Pak
Rian melepaskannya. Kurasakan jemarinya berjalan meraba punggunku dan akhirnya
mendekap buah dadaku. “Tanpa bra lebih besar, lebih terasa,” bisik Pak Rian.
Kurasakan tubuhku memasrah. Jemarinya memainkan putingku. Rasanya nyilu dan
nikmat. Sekilas wajahku ke samping dan tertunduk. Perlahan kuhisap dan kugigit
lembut bibir bawahku. Dadaku terangkat dengan reflek, seakan kusodorkan ke Pak
Rian.
Kurasakan tangan Pak Rian keluar dan tak menyusup lagi. Bibirku ia kecup lagi. Perlahan tangannya kurasakan menyusup di celah lengan kemejaku. Tali bra-ku kurasakan ditariknya keluar sampai ke ujung jemariku tanganku. Sesaat kemudian taliku yang satunya juga ia lepaskan, kini tiada yang menahan bra-ku. Kemudian tangannya menyusup ke dalam kemejaku lagi. Penyangga buah dadaku kurasakan turun dan lepas keluar ditarik tangannya. Sesaat kurasakan putingku menyentuh langsung kemejaku. Lalu tangannya meremas-remas kemejaku yang menutupi langsung buah dadaku. Kemudian kurasakan putingku ia gelitik dengan lembut. Aahh, nikmat rasanya.
Kurasakan tangan Pak Rian keluar dan tak menyusup lagi. Bibirku ia kecup lagi. Perlahan tangannya kurasakan menyusup di celah lengan kemejaku. Tali bra-ku kurasakan ditariknya keluar sampai ke ujung jemariku tanganku. Sesaat kemudian taliku yang satunya juga ia lepaskan, kini tiada yang menahan bra-ku. Kemudian tangannya menyusup ke dalam kemejaku lagi. Penyangga buah dadaku kurasakan turun dan lepas keluar ditarik tangannya. Sesaat kurasakan putingku menyentuh langsung kemejaku. Lalu tangannya meremas-remas kemejaku yang menutupi langsung buah dadaku. Kemudian kurasakan putingku ia gelitik dengan lembut. Aahh, nikmat rasanya.
Sesaat
terdengar dering telpon. Kami terhenti dan Pak Rian segera mengangkatnya.
Sesaat terlihat kedua titik dadaku oleh mataku. “Kamu temenin aku nanti ya!”
sahut Pak Rian kepadaku saat berbincang di telepon. Aku rasa aku harus memakai
bra-ku lagi. Tidak enak bila terlihat karyawan lain. Sesaat kulepaskan
kancingku satu persatu dan kulepaskan kemejaku sambil membelakangi Pak Rian.
Sesaat kurasakan tubuhku didekap dari belakang. “Badan kamu bagus,” sambil
tangannya meraba dan meremas buah dadaku lagi. Telingaku ia cumbu. Kemudian ia
ajak lagi aku ke tempat duduk. Lalu ia duduk dan kedua tanganku ditarik
sehingga aku mendudukinya secara berhadapan. Rokku terangkat dan celana dalamku
terlihat jelas. Mulutnya segera melahap dadaku. Salah satu tangannya memelukku
dan satunya lagi menikmati dadaku yang tersisa. Mataku terpejam sambil
menikmati sentuhannya.
Bberapa lama
ia menikmati buah dadaku. Ada teleon berbunyi. “Uah dulu, kita berangkat ya,”
ucapnya setelah beberapa lama melahap tubuhku. Aku segera memakai dan merapikan
pakaianku. Ia memintaku menemaninya rapat di pantai utara Jakarta. Setelah itu
kami menyempatkan berbincang sambil melihat matahari terbenam di ujung laut.
Perlahan
sore selesai dan mendung perlahan menutupi langit. Angin perlahan berhembus
kencang dan gerimis turun. Akhirnya kami bergegas masuk kemobil. Perlahan hujan
turun. Suasana di luar terlihat gelap. Rasa tenang aku rasakan di dalam mobil.
Setelah lama mengobrol di mobil. Kulihat di sekitar mobil banyak yang berhenti
parkir dan kadang ada yang bergoyang.
Mata Pak
Rian kulihat menatapku. Lalu ia pindah ke tempat dudukku. Bibirnya segera
melahap bibirku. Aku tak mau kalah dan kami bersaing. Kurasakan buah dadaku
diraba tangannya, lalu diremas-remas dengan lembut. Sesaat kemudian kancing
bajuku kurasakan dilepas satu-persatu, rasanya tali bra-ku juga dilepas. Dadaku
ia telajangi. Perlahan bibirnya turun dari bibir, leher, pundak, sesaat
senderan kursiku ia rebahkan dan kemudian buah dadaku ia lahap.
Daguku
terangkat dan dadaku membusung ke mulutnya. Kurasakan nikmat, terkadang wajahku
kuhadapkan ke kanan atau ke kiri sambil kugigit lembut bibir bawahku. Kurasakan
pahaku ia raba dan kemudian ke celana dalamku. Beberapa lama kemudian kurasakan
celana dalamku ia tarik dan lepaskan. Rokku juga tak ketinggalan. Kurasakan
hembusan AC mobil membuai tubuhku bersama jemari Pak Rian yang meraba-raba
hampir seluruh tubuhku dengan kehangatannya.
Buah dada
dan bibirku ia gilir. Kurasakan tangannya turun dari perut ke tonjolan
sensitifku. Lalu ia mainkan dan perlahan jarinya meraba bibir vaginaku yang
sudah basah. Sesaat kurasakan liang vaginaku ia masuki dengan jarinya.
“Ooouuhh,” ucapku sesaat. Kurasakan jarinya keluar-masuk di liangku. Beberapa
lama kurasakan tubuhnya menindih tubuhku. Kurasakan ia membuka celananya.
Kakiku ia buat melebar, lalu kurasakan bibir vaginaku tersentuh miliknya,
sesaat liangku ia tancap sampai dalam dengan mudah. “Oouuhh,” ucapku sesaat
lagi. Kurasa aku sudah basah. Tanpa tahapan ia langsung mengeluar-masukkan
miliknya dengan cepat.
Kutaksanggup
menahan rasa nikmat. Desahan demi desahan akhirnya terlepas dari mulutku.
Tubuhku menjadi pasrah menikmati sentuhannya. Rasa nikmat membuatku cepat
mencapai puncak. Beberapa lama kemudian kurasakan miliknya menyembur liang
vaginaku. “Ooouuhh.. aahh..” terlepas dari mulutku seiring menikmati
semburannya yang terasa hangat di liangku. Akhirnya kami istirahat sesaat.
Mungkin karena suasana yang nikmat, kami akhirnya mengulangi beberapa kali.
Keesokannya
ia menjadikan aku merangkap sekretaris pribadinya. Ia meminta aku tinggal di
apartermen barunya. Kami semakin sering berhubungan. Mungkin hampir setiap
hari. Aku juga membantunya memperlicin kerjsama dengan klien usahanya. Dari
situ aku banyak mengenal orang-orang tertentu. Dan kunikmati petualangan ini.
Mungkin karena aku menyukainya, aku bersedia jadi istri mudanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar