CERITA DEWASA - Namaku Indra, dan ini ceritaku saat
masih 18 tahun. Saat berangkat keyogya untuk kuliah aku bertemu dengan bu Siska
dan pak Jerry suaminya. Bu Siska adalah mantan guruku saat SMP dulu. Setelah
bercerita panjang lebar mereka menawarkan padaku untuk tinggal ditempat mereka
selama aku kuliah. Setelah mendapat ijin orang tuaku, akupun menerima tawaran
baik mereka karna aku memang tidak punya kenalan diyogya.
Setelah sebulan tinggal bersama aku
tahu kalau Pak Jerry yang bekerja diluar pulau sering sekali berangkat, sementara
kedua anaknya lebih memilih tinggal bersama neneknya dikalimantan untuk
mernyelesaikan pendidikan dasar mereka. Aku sering melihat Bu Siska melamun
sepulang dia dari mengajar disekolah. Bu Siska juga sering cerita panjang lebar
padaku tentang kesepiannya dirumah selama ini. Dan aku selalu menjadi pendengar
yang baik.
Dibalik sikap baik yang
kuperlihatkan, terpendam hasrat yang ada sejak SMP dan tumbuh lagi sejak
pertemuan kembali dengan Bu Siska sekarang. Waktu SMP dulu aku paling
bersemangat jika pelajaran Bu Siska, selain cara mengajarnya yang enak aku bisa
mengintip BH yang dia gunakan. Antara kancing didada dan kerah lehernya
terdapat celah yang sering terbuka, sehingga jika diperhatikan secara teliti,
orang pasti bisa melihat pakaian dalam yang ia gunakan. Dan selama
penagamatanku Bu Siska selalu memakai BH warna Cream.
Itu selalu menjadi santapanku setiap
mata pelajarannya. Bahkan aku selalu memperhatikan gerak-geriknya selama
disekolah. Waktu itu usianya 31 tahun, dengan wajahnya yang putih dan bentuk
tubuhnya yang menawan membuatku selalu menjadikannya sebagai objek hayalan jika
onani. Sekarang diusianya yang ke 36 tdak terlihat kalau Bu Siska telah
memiliki 2 orang anak yang sudah SMP. Malah menurutku ia terlihat lebih
menawan, terutama pada bagian pinggul dan dada ukuran 36 B yang lekukannya
semakin terbentuk. Itu semua karena program BL yang diikutinya tiap senin dan
kamis sore.
Awalnya aku cuma mengkhayalkan tubuh
Bu Siska jika sedang bermasturbasi. Kemudian aku melakukannya sambil memegang
CD dan BH Cream milik Bu Siska, sampai akhirnya aku berani menguping jika Pak
Jerry yang pulang dan sedang bercinta denagn Bu Siska. Sambil mendengar desahan
dan erangan erotis dari dalam kamar, tanganku asik mngocok batang kontolku yang
lumayan besar. Dan bila sudah keluar kubersihkan dengan CD atau BH Bu Siska
yang akan dicuci besok.
Akhirnya muncul niatku untuk
mencicipi lubang vagina Bu Siska yang pasti sangat keset dan terawat. Aku
melakukannya setelah 4 bulan tinggal disana, saat itu hari kamis dan suaminya
sudah berangkat seminggu. Aku menunggu didalam kamar sambil membayangkan “malam
pertama” yang akan kulalui bersama Bu Siska. Saat dia pulang dari BL aku
membukakan pintu rumah.
“Sore Ndra.. baru pulang?” Sapanya ramah dan tersenyum padaku.
“Iya Bu.. baru aja” Balasku sambil mengangguk.
Kemudian dia pergi kedapur membuat segelas susu lalu diletakkan datas meja makan. Kemudian ia masuk kamar untuk mandi. Saat dia mandi, kumasukkan serbuk tidur yang kubeli di apotik kedalam susu yang akan diminumnya.
“Sore Ndra.. baru pulang?” Sapanya ramah dan tersenyum padaku.
“Iya Bu.. baru aja” Balasku sambil mengangguk.
Kemudian dia pergi kedapur membuat segelas susu lalu diletakkan datas meja makan. Kemudian ia masuk kamar untuk mandi. Saat dia mandi, kumasukkan serbuk tidur yang kubeli di apotik kedalam susu yang akan diminumnya.
Sekitar 45 menit kemudian Bu Siska
keluar dari kamar, ia menggunakan daster motif bunga warna biru dengan panjang
selutut tanpa lengan dengan belahan dada yang agak rendah, sehingga jika dia
agak membungkuk belahan payudaranya yang indah akan tampak jelas terlihat
olehku. Setelah mengambil susu di atas meja dia duduk menemaniku menonton TV di
ruang tengah.
“Ada berita apa Ndra?” Tanyanya sambil meminum susu.
“Biasa Bu.. politik gak ada habis-habisnya” Sahutku sambil mencuri pandang keketiaknya.
“Bapa ada nelepon gak?”Tanyanya lagi sambil menghabiskan susu di gelas.
“Belum Bu, mungkin masih ngelonin istri baru” Candaku.
“Nakal ya..” Tegurnya sambil mencubit pinggangku.
Aku tidak menghindar karena dengan itu aku bisa melihat belahan dadanya yang seperti ingin melompat dari dalam dasternya.
“Ada berita apa Ndra?” Tanyanya sambil meminum susu.
“Biasa Bu.. politik gak ada habis-habisnya” Sahutku sambil mencuri pandang keketiaknya.
“Bapa ada nelepon gak?”Tanyanya lagi sambil menghabiskan susu di gelas.
“Belum Bu, mungkin masih ngelonin istri baru” Candaku.
“Nakal ya..” Tegurnya sambil mencubit pinggangku.
Aku tidak menghindar karena dengan itu aku bisa melihat belahan dadanya yang seperti ingin melompat dari dalam dasternya.
Sekitar 5 menit kemudian Bu Siska
mulai menguap dan kepalanya mulai jatuh karena sangat mengantuk.
“Ndra ibu tidur duluan.. Gak tau kok ngantuk banget hari ini” Pamitnya.
“Mungkin tadi terlalu diforsir tenaganya Bu” Sahutku dengan tersenyum.
Kemudian Bu Siska masuk kamar dan menutupnya. Setelah 10 menit menunggu aku mulai beraksi, kuketuk pintunya pelan tiga kali lalu kupanggil namanya, tak ada jawaban. Kuulangi sekali lagi tetap tak ada jawaban, kuputar pegangan pintu dan kubuka dengan sangat perlahan dan kututup keras-keras. Bu Siska tidak bereaksi di atas kasurnya.
“Ndra ibu tidur duluan.. Gak tau kok ngantuk banget hari ini” Pamitnya.
“Mungkin tadi terlalu diforsir tenaganya Bu” Sahutku dengan tersenyum.
Kemudian Bu Siska masuk kamar dan menutupnya. Setelah 10 menit menunggu aku mulai beraksi, kuketuk pintunya pelan tiga kali lalu kupanggil namanya, tak ada jawaban. Kuulangi sekali lagi tetap tak ada jawaban, kuputar pegangan pintu dan kubuka dengan sangat perlahan dan kututup keras-keras. Bu Siska tidak bereaksi di atas kasurnya.
Kulihat jam dinding, 18:13 masih
banyak waktu pikirku. Aku naik keatas kasur lalu ku perhatikan wajahnya, cantik
sekali. Kucium bibirnya dengan lembut, lalu kujilati wajahnya sampai basah
kemudian ciumanku turun kelehernya. Kusapu sekeliling lehernya dengan jilatan
dan sedotan hingga memerah. Setelah puas kuturunkan kepalaku kedadanya, walau
masih berpakaian lengkap tapi bisa kurasakan kekenyalan sepasang payudara yang
indah itu. Kedua tanganku secara perlahan tapi pasti meraih kedua bukit kembar
itu lalu mengusapnya dengan lembut sementara kepalaku turun keselangkangnnya.
Dibalik kain daster itu tercium aroma kewanitaan yang sangat merangsang.
Kuhirup puas-puas wangi yang
memabukkan itu, sehingga mengakibatkan remasan-remasan yang kulakukan
kepayudara Bu Siska menjadi kasar dan tak terkendali. Tarikan napasku semakin
berat seiring dengan hasrat yang semakin menggebu. Kemudian aku membuka semua
pakaian yang mnelekat ditubuhku, dan menutup mataku dengan kain. Setelah itu
kubuka daster yang dikenakan oleh Bu Siska kemudian kuatur posisi tubuhnya,
Kedua tangan di atas kepala dan kaki yang membuka lebar. Lalu kubvka kain
penutup mataku, pemandangan yang erotis dan menantang langsung terlihat
dihadapanku. Tubuh Bu Siska yang tergolek lemah dan tak berdaya kini hanya
ditutupi oleh BH Cream pada payudaranya yang montok dan CD pink yang
menggembung pada selangkangannya. Batang penisku semakin tegak mengacung siap
perang.
Kudekati tindih tubuh Bu Siska yang
tergolek lemah dan pasrah itu. Kucium bagian payudaranya yang tak tertutup BH,
lalu tanganku menelusup kedalam BHnya dan meraih salah satu puting susunya
kemudian memilin-milinnya. Dengan napas yang makin memburu kusingkap BHnya
keatas sehingga kedua payudaranya langsung membusung kedepan seakan
mengundangku untuk menikmatinya. Kuciumi kedua payudaranya lalu kukulum,kusedot
dan kugigit-gigit putingnya sampai memerah. Setelah itu kulirik
selangkangannya, CD pink Bu Siska tak mampu menutupi beberapa helai rambut hitam
yang menjulur keluar dari balik CD itu. Kutahan hasrat itu karena aku ingin
menikmatinya saat Bu Siska mulai sadar nanti.
Kuraih kedua payudaranya
kuremas-remas dengan kasar lalu kuletakkan batang penisku diantara sepasang
susu yang indah itu. Kemudian aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur,
rasanya nikmat sekali walau pasti tak senikmat jika masuk kelubang vaginanya
batinku. Pelan tapi pasti rasa nikmat mulai merasukiku, napasku mulai tersengal
dan desahan mulai keluar dari mulutku tanpa diminta. Butir-butir keringat makin
mengalir deras, kukulum bibir Bu Siska sejenak lalu kulanjutkan kembali
genjotanku tanpa kenal lelah. Kulihat tubuh Bu Siska mulai berguncang karena
gerakanku yang makin hebat.
Sekitar 10 menit berlalu dan aku
sudah lelah menahan, kuputuskan untuk segera mengeluarkannya. Gerakan pinggulku
makin kupercepat dan kedua payudaranya makin kurapatkan. Rasa nikmat tak
terlukiskan mulai menjalari batang penis dan menyebar keseluruh tubuhku. Cairan
putih kental dari kepala penisku dan membanjiri permukaan tubuh indah Bu Siska
yang tergolek diam. Kukocok batang penisku sambil memuntahkan cairan spermaku
kewajahnya, desahan-desahan nikmat keluar dari mulutku.
Setelah selesai aku beristirahat
sejenak sambil menatap tubuh Bu Siska yang hanya tertutup oleh CD saja.
Kemudian kuambil lap dan air hangat yang memang sudah kupersiapkan, kubersihkan
setiap bagian tubuhnya yang terkena siraman spermaku. Setelah itu kucium-cium
sebentar lalu kupasangkan lagi BHnya, kemudian kubongkar lemarinya kucari baju
yang biasa digunakan Bu Siska kesekolah. Setelah dapat kupakaikan ketubuhnya.
Samar-samar terlihat sekali kalau baju itu membentuk lekukan yang sangat indah
aku berdecak kagum. Kemudian aku menunggu dia bagun sambil memainkan
payudaranya yang indah.
Aku duduk disampingnya saat Bu Siska
mulai membuka matanya. Cahaya lampu tampak menyilaukan matanya, kuperhatikan
bagian dadanya yang terbuka. Batang penisku perlahan tapi pasti kembali
mengeras melihat pemandangan yang erotis itu.
“Jam berapa ini Ndra?” Tanyanya sambil mengucek mata.
“10 lewat 5 jawabku” Sementara mataku terus menatap kebelahan dadanya.
“Huuaah.. masih malam toh.. lagi ngapain kamu” Tegurnya sambil merentangkan tangan, otomatis belahan payudaranya terlihat sampai BHnya. Dan itu membuatku menjadi lupa diri.
“Lagi liat ini Bu..” Tanganku langsung meremas salah satu payudaranya yang montok.
“Jangan kurang ajar kamu ya” Bentaknya sambil menepis tanganku dan menutupi bagian dadanya yang terbuka.
“Jam berapa ini Ndra?” Tanyanya sambil mengucek mata.
“10 lewat 5 jawabku” Sementara mataku terus menatap kebelahan dadanya.
“Huuaah.. masih malam toh.. lagi ngapain kamu” Tegurnya sambil merentangkan tangan, otomatis belahan payudaranya terlihat sampai BHnya. Dan itu membuatku menjadi lupa diri.
“Lagi liat ini Bu..” Tanganku langsung meremas salah satu payudaranya yang montok.
“Jangan kurang ajar kamu ya” Bentaknya sambil menepis tanganku dan menutupi bagian dadanya yang terbuka.
Sambil mendekatinya kuceritakan
semua yang baru saja kulakukan tadi. Wajahnya tampak memerah karena kaget dan
tak percaya. Tiba-tiba aku langsung memeluknya, dan mencium bibirnya. Tak
sampai disitu, kurebahkan tubuhnya keatas ranjang dan kuhimpit dengan tubuhku.
Kulanjutkan aktifitasku, mencium dan melumat bibirnya.
“Jangan Ndra.. Ini dosa” Pinta Bu Siska lirih.
Tapi aku terus menciuminya, tanganku mulai menyusup kebalik baju Bu Siska. Bu Siska menangkisnya, dengan sedikit gerakan aku berhasil menepisnya dan terus menyusup masuk sampai menyentuh payudara Bu Siska yang masih terbunkus BH. Aku meremas lembut payudaranya yang montok itu. Bu Siska mendesah, aku terus meremas tidak lupa ciumanku terus melumat bibirnya. Aku mengalihkan ciumanku ke lehernya. Bu Siska kembali mnedesah, jemari tanganku mulai nerayap kepunggungnya, dan terus melepas tali BHnya.
“Jangan Ndra.. Ini dosa” Pinta Bu Siska lirih.
Tapi aku terus menciuminya, tanganku mulai menyusup kebalik baju Bu Siska. Bu Siska menangkisnya, dengan sedikit gerakan aku berhasil menepisnya dan terus menyusup masuk sampai menyentuh payudara Bu Siska yang masih terbunkus BH. Aku meremas lembut payudaranya yang montok itu. Bu Siska mendesah, aku terus meremas tidak lupa ciumanku terus melumat bibirnya. Aku mengalihkan ciumanku ke lehernya. Bu Siska kembali mnedesah, jemari tanganku mulai nerayap kepunggungnya, dan terus melepas tali BHnya.
“Berhasil” Batinku. Bu Siska
tersentak.
“Kita tidak boleh melakukan ini Ndra” sambil mendorongku kesamping.
“Memang tidak boleh sih.. tapi..”
Aku kembali merangkul Bu Siska, kali ini ciumanku lebih ganas dari pada yang pertama. Mulai dari bibir ke telinga terus menjalar ke lehernya. Jemari tanganku melanjutkan aksi lagi menarik keatas BH terus meremasnya, memuntir-muntir putingnya. Bu Siska pasrah dan kelihatan mulai panas dengan permainan yang kuterapkan. Aku mengangkat tubuh Bu Siska dan membuka baju serta BHnya, akupun demikian. Bu Siska tampak takjub melihat batang penisku. Aku memulai kembali aksiku, kali ini ciumanku kuarahkan ke payudaranya. Bu Siska menggeliat, apalagi tanganku menyentuh payudaranya yang satu lagi. Kami berdua telah bermandikan keringat, tangan Bu Siska menjambak rambutku.
“Kita tidak boleh melakukan ini Ndra” sambil mendorongku kesamping.
“Memang tidak boleh sih.. tapi..”
Aku kembali merangkul Bu Siska, kali ini ciumanku lebih ganas dari pada yang pertama. Mulai dari bibir ke telinga terus menjalar ke lehernya. Jemari tanganku melanjutkan aksi lagi menarik keatas BH terus meremasnya, memuntir-muntir putingnya. Bu Siska pasrah dan kelihatan mulai panas dengan permainan yang kuterapkan. Aku mengangkat tubuh Bu Siska dan membuka baju serta BHnya, akupun demikian. Bu Siska tampak takjub melihat batang penisku. Aku memulai kembali aksiku, kali ini ciumanku kuarahkan ke payudaranya. Bu Siska menggeliat, apalagi tanganku menyentuh payudaranya yang satu lagi. Kami berdua telah bermandikan keringat, tangan Bu Siska menjambak rambutku.
Permainanku jemariku mulai merangkak
ke bawah dan berusaha menyelusup kebalik rok dan CDnya. Bu Siska tidak lagi
menangkisnya. Jemari tanganku menyentuh rambut kelaminnya, lalu jemariku
menggesek-gesek sekitar liang vagina Bu Siska. Bu Siska mendesah panjang dan
membenamkan kepalaku kepayudaranya, untuk mendapatkan kenikmatan lebih. Setelah
beberapa lama, ciumanku mulai merangkak kebawah sampai kebatas rambut vaginanya
yang sedikit terbuka. Aku kemudian memeloroti rok dan CDnya, akupun demikian.
Aku kembali terkagum melihat tubuh telanjang Bu Siska. Payudaranya putih padat
berisi dihiasi puting susu yang berwarna coklat kemerah-merahan. Sementara
Vaginanya dikelilingi rambut kelamin yang lebat.
Aku kembali beraksi, kali ini daerah
sasaranku liang vaginanya. Aku menciumi dan menjilati yang agak menonjol
disekitar liang vaginanya mungkin itu yang dinamakan kloritas. Setelah beberapa
lama ciumanku kembali keatas, merentangkan tangannya yang menutupi payudaranya.
Terus menjilati tubuhnya dan akhirnya mnedarat lagi di bibirnya. Batang penisku
dengan mulut vagina Bu Siska saling beradu. Ini menyebabkan batang penisku
ingin dimasukkan ketempatnya. Aku mengatur posisi dan melebarkan kaki bo Siska.
Bu Siska tersadar dan berkata, “Kita sudah terlalu jauh.. jangan teruskan”
Aku tidak lagi memperdulikan kata-kata Bu Siska karena hawa nafsuku sudah menuju puncak. Aku kembalimeraih Bu Siska dan menciumi bibirnya, kali ini lebih dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya.
Bu Siska tersadar dan berkata, “Kita sudah terlalu jauh.. jangan teruskan”
Aku tidak lagi memperdulikan kata-kata Bu Siska karena hawa nafsuku sudah menuju puncak. Aku kembalimeraih Bu Siska dan menciumi bibirnya, kali ini lebih dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya.
Bu Siska tak bisa berbuat apa-apa
dan kembali larut dalam kenikmatan. Batang penisku yang sudah gatal ingin
memasuki liang vagina Bu Siska. Aku mengambil posisi yang pas, batang penisku
mulai memasuki pintu kewanitaannya. Seperti masih perawan, batang penisku
sering melenceng memasuki liang vagina Bu Siska, aku terus berusaha dan
akhirnya masuk juga batang vaginaku keliang vagina Bu Siska. Bu Siska mendesah
panjang dan badannya berguncang.
“Gila keset amat.. kaya belum punya anak aja” batinku.
Bu Siska telah sedikit tenang dan batang penisku telah masuk sedikit demi sedikit. Akhirnya semua batang kejantananku tenggelam di liang senggama Bu Siska. Aku menggoyangkan pinggulku sehingga batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Bu Siska. Makin lama makin cepat, Bu Siska mendesah sambil menyebut namaku. Kami berdua bermandikan keringat walaupun cuaca pada saat itu lumayan dingin.
“Gila keset amat.. kaya belum punya anak aja” batinku.
Bu Siska telah sedikit tenang dan batang penisku telah masuk sedikit demi sedikit. Akhirnya semua batang kejantananku tenggelam di liang senggama Bu Siska. Aku menggoyangkan pinggulku sehingga batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Bu Siska. Makin lama makin cepat, Bu Siska mendesah sambil menyebut namaku. Kami berdua bermandikan keringat walaupun cuaca pada saat itu lumayan dingin.
Erangan yang panjang disertai cairan
hangat menerpa batang kejantananku yang masih berada didalamliang senggama Bu
Siska. Rupanya Bu Siska telah mencapai orgasme, aku pun tidak tinggal diam
dengan mempercepat gerakan batang kejantananku keluar masuk diliang senggama Bu
Siska.
“Inilah saatnya” Batinku.
Akhirnya puncak kenikmatanku datang, spermaku muncrat didalam liang senggama Bu Siska bersamaan dengan cairan hangat yang kembali menyirami batang penisku, ternyata Bu Siska kembali orgasme. Malam itu berlanjut dengan beberapa kali orgasme Bu Siska, sampai akhirnya kami kelelahan dan tertidur.
“Inilah saatnya” Batinku.
Akhirnya puncak kenikmatanku datang, spermaku muncrat didalam liang senggama Bu Siska bersamaan dengan cairan hangat yang kembali menyirami batang penisku, ternyata Bu Siska kembali orgasme. Malam itu berlanjut dengan beberapa kali orgasme Bu Siska, sampai akhirnya kami kelelahan dan tertidur.
Pagi harinya, Bu Siska bangun lebih
dulu dan langsung kekamar mandi. Sesaat kemudian aku terbangun dan mendengar
guyuran air dikamar dan mengetoknya, Bu Siska pun membuka pintu kamar mandi.
Kembali aku terkesima melihat Bu Siska yang telanjang bulat dengan rambut yang
basah. Gairahku kembali memuncak, aku masuk dan langsung merangkul tubuh Bu
Siska.
“Mandi dulu dong” Pinta Bu Siska manja.
Akupun menuruti ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air. Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair. Bu Siska turut membantu, malah dia menyabuni batang kejantananku yang kembali tegak.
“Mandi dulu dong” Pinta Bu Siska manja.
Akupun menuruti ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air. Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair. Bu Siska turut membantu, malah dia menyabuni batang kejantananku yang kembali tegak.
Rasa malu Bu Siska telah hilang, dia
mengocok-ngocok batang kejantananku dengan lembut. Nikmat rasanya, dan pada
saat hampir mencapai klimaksnya aku melepaskan tangan Bu Siska karena belum
saatnya. Gantian aku yang menyabuni Bu Siska, mula-mula kedua tangannya lalu
kedua kakinya. Sampailah kedaerah yang vital, aku berdiri dibelakang Bu Siska
terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua telapak tanganku.
Terdengar Bu Siska mendesah panjang. Usapanku kebawah melewati perutnya hingga
sampai keliang senggamanya. Kembali aku mengusapnya dengan lembut. Busa sabun hampir
menutupi liang senggama Bu Siska, kali ini Bu Siska merintih nikmat. Setelah
puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan.
Aku membalikkan tubuhnya dan kami
pun saling berhadapan. Bu Siska kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan kemudian
terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku
menyentuh payudara Bu Siska dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih
perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Bu Siska membimbing batang kejantananku
memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku
kembali memasuki liang senggama Bu Siska. Bu Siska melilitkan tangannya ke
leherku kemudian aku menggendong Bu Siska dan menyandarkan ke dinding kamar
mandi.
Setelah itu aku kembali
menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama
Bu Siska. Akhirnya spermaku keluar dan membasahi seluruh dinding liang senggama
Bu Siska. Ternayata ia belum mencapai klimaks, untuk membantunya aku menjilati
liang senggama Bu Siska. Bu Siska sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan,
Akhirnya Bu Siska mengeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas
mengenai wajahku. Bu Siska terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami
berdua.
Aku dan Bu Siska telah selesai
mandi, dan telah memakai pakaian masing-masing.
“Lain kali.. aku minta lagi ya sayang” Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya.
“Atur aja” Desahnya manja.
Kemudian Bu Siska berangkat kerja dan aku pergi kuliah. Pokoknya selama bertugas Pak Jerry keluar pulau, aku menggantikan tugasnya memenuhi hasrat biologis Bu Siska di tempat tidur.
“Lain kali.. aku minta lagi ya sayang” Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya.
“Atur aja” Desahnya manja.
Kemudian Bu Siska berangkat kerja dan aku pergi kuliah. Pokoknya selama bertugas Pak Jerry keluar pulau, aku menggantikan tugasnya memenuhi hasrat biologis Bu Siska di tempat tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar