CERITA DEWASA - Namaku sebut saja Ryan, seorang mahasiswa sebuah PTS
di kota S yang bertampang lumayan tampan dan suka dengan petualangan cinta dan
seks. Aku punya pengalaman seks menarik yg ingin aku ceritakan. Waktu itu bulan
juni-juli 2002 adalah saat liburan kuliah akupun yg selama kuliah indekost di
kota S akhirnya pulang liburan di kota kelahiranku sekaligus kota kediaman
kedua orang tuaku yaitu kota J. Oh ya aku adalah anak tunggal sebuah keluarga
berada Ayahku seorang pengusaha sibuk sedangkan ibuku juga seorang wanita
karier yg sibuk.
Waktu pulang
itu ternyata di rumahku ada seorang pembantu baru, namanya Lastri usianya 18 th
ia rupanya mengantikan posisi pembantu sebelumnya yaitu mbok ijah 40 th yang
diberhentikan oleh ibuku gara-gara kerjanya yg tidak benar. Lastri adalah gadis
dari kampung, Ia hanya lulusan SD dan kerja menjadi pembantu di Kota untuk mencari
nafkah dan membantu ekonomi keluarganya di kampung. Awalnya aku tidak terlalu
memperdulikannya namun lama-lama aku perhatikan kalau Lastri lumayan cantik dan
manis, kulitnya cukup bersih meski tidak semulus gadis-gadis cantik mahasiswi
di kampusku.
Tinggi
lastri kira-kira 1,65 m, rambut lurus hitam hingga ke punggung, bodynya lumayan
dan yang paling aku suka adalah ukuran buah dadanya yg kuperhatikan lumayan
besar dan montok. Karena mulai sering memperhatikannya dan mulai tertarik
denganya aku yang sudah terbiasa dengan gaya hidup free seks dengan
pacar-pacarku sebelumnya jadi punya rencana untuk bisa meniduri pembantuku itu.
Dan hari itu
rencanaku akhirnya kesampaian juga. Hari itu kedua ortuku keluar kota mengurusi
bisnis mereka masing-masing. Artinya saat itu rumah dalam keadan sepi karena
hanya ada aku dan lastri yang ada di rumah. Siang itu setelah membuatkan aku
minuman juss buah, aku mengajak ngobrol Lastri diruang keluarga, kebetulan saat
itu pekerjaan lastri sudah tidak ada. Kami ngobrol sambil duduk melihat TV di
atas hamparan karpet yg empuk. Aku menanyainya banyak hal mulai dari keadaan
keluarganya di kampung dan lain sebagainya. Sambil ngobrol, aku yang sudah
pengalaman menaklukkan hati cewek-cewek sejak SMU, terus menatap mata Lastri
sewaktu ngobrol dan sesekali memuji kecantikan Lastri dan berkata mengapa gadis
secantik dia mau menjadi pembantu.
Lama-lama
lastri mulai masuk dalam perangkapku, Ia tersipu malu saat aku puji dan salah
tingkah bila aku menatap tajam matanya. Aku berhasil mengakrabkan diri
dengannya dan obrolan mengalir lancar lastri tidak sungkan lagi dan bisa aku
ajak bercanda. Akupun mulai mengajaknya ngobrol soal pacar, menanyakan apakah
ia pernah punya pacar atau apakah dia punya pacar di kampungnya. Saat dia
berkata kalau di pernah sekali pacaran dan putus gara-gara pacarnya pergi ke
malaysia sebagai TKI, aku menanyakan apa dia pernah ciuman dengan pacarnya itu
apa belum. Dengan malu-malu dia mengaku pernah tapi cuma sekali dan itupun cuma
cium pipi.
Lalu dengan
kepercayaan diri yang tinggi aku mengeser dudukku hingga lebih dekat dengannya.
Aku terus menatapnya dan kulihat Lastri salah tingkah. Lalu aku meraih dan
menarik dagunya dan kudekatkan bibirku kebibirnya sambil membisikkan pujian
tentang kecantikannya. saat itu seharusnya Lastri menyadari gelagat bahwa aku
hendak menciumnya tapi dia diam saja membiarkan aku melakukannya. Akhirnya aku
berhasil mengecup lembut bibir ranum pembantuku yg muda dan cantik itu. lastri
diam saja tidak bereaksi saat aku mulai menggulum bibirnya. Namun saat tanganku
mulai menjamah tubuhnya dan mulai meremas buah dadanya dia mulai mulai berusaha
menepisnya. “Jangan Mas Ryan..” katanya sambil berusaha meneepis tanganku yang
mulai nakal menjamah dadanya. “Ayolah lastri, Ijinkan aku melakukannya aku sangat
menyukaimu. bukankan kau juga suka padaku” bisikku sambil berusaha mencoba
menciumi lehernya. “Mas Ryan jangan mas, nanti ketahuan nyonya saya bisa di
pecat” katanya sambil mencoba mendorongku tapi tidak dengan sepenuh hati.
“Kamu tidak
perlu takut, Ibuku pergi keluar kota dan baru pulang besok sedang Ayahku juga,
Ayolah Lastri ini kesempatan kita” rayuku sambil terus berusaha mendaratkan
ciumanku ke lehernya. Akhirnya lastri terbui rayuan dan ajakkanku. Aku
memeluknya erat dan kulumat bibir ramunnya. Lastri yang semula pasif akhirnya
mulai bereaksi membalas lumatan bibirku. puas melumat bibirnya ciumanku
kualihkan ke lehernya dan terus turun. Dengan cekatan aku membuka bajunya dan
BH-nya juga aku lepas. Kini bibir dan lidahku mulai bermain di dadanya. Hmm
Payudara lastri ternyata benar-benar indah dan montok ukuran BH-nya
kuperkirakan 36B dan punting susunya yang merah kecoklatan langsung aku lumat
dan sesekali aku mainkan dengan lidahku yang basah. Lastri melenguh dan
mengelinjang. Birahinya berhasil aku rangsang dan kini ia benar-benar ada dalam
penguasaanku.
Tubuhnya
lalu aku rebahkan diatas hamparan karpet hingga aku makin leluasa menikmati
gunung kembar di dadanya. Tangan kananku tidak tinggal diam menyimkap roknya
dan mengerayangi paha mulusnya hingga hingaplah di selangkangannya yg masih
terbungkus celana dalam. Aku juga mulai melucuti pakaianku sendiri dengan
tangan kiriku. Saat itu aku tidak mau mengulur-ulur waktu, aku langsung menarik
celana dalamnya sementara roknya tidak aku lucuti hanya aku singkap keatas.
saat itu akupun sudah telanjang bulat dan torpedo kebanggaanku sudah siap
mendongak dengan gagahnya. Aku segra mengambil posisi diatas tubuh lastri yang
telah aku telentangkan dengan kedua telapak kaiknya bertumpu di lantai karpet.
Aku membimbing
kepala penisku dan mengarahkannya ke liang surga milik Lastri. “Mas saya
takut…” rintih lastri saat kepala torpedoku telah ku tempelkan di bibir
kewanitaanya yang berbulu halus itu. “Ngak usah takut ngak sakit kok ” bisikku
mesra sambil mengecupnya. Selanjutnya aku mulai mendorong pelorku agar memasuki
liang kewanitaan lastri yang masih liat dan kencang. Kulihat Lastri mengigit
bibirnya sambil mengerang. Setelah bersusah payah akhirnya torpedoku berhasil
menerobos masuk liang surga lastri. saat itu rasanya nikmat sekali lalu aku
mulai menarik dan mendorong kejantannanku menjelajahi memeknya lastri. Lastri
mengelinjang, mengerang dan sesekali merintih kesakitan. Aku telah
memerawaninya aku lihat ada percikan darah membasahi batang torpedoku dan di sekitar
liang kewanitaannya.
“Ohhh…aduh
mas ryan sakit oh.. sakit mas” rintih lastri saat aku makin bersemangat
mengoyang pantatku maju mundur. Aku tahu kalau torpedoku yang ukuranya lumayan
besar itu telah menyakiti kewanitaan lastri yang masih kencang dan sempit itu.
“Tidak apa-apa nanti juga hilang sakitnya” bisikku sambil merem melek menikmati
memeknya lastri yang serasa memijit dan meremas batang kejantananku. Sementara
lastri merus merintih dan mengerang, Ia mengeleng kekanan dan ke kiri. Makin
lama gerakan torpedoku makin lancar maju mundur menjelajahi liang surga lastri.
Sementara rintihan Lastri mulai berubah menjadi lenguhan dan desahan, tanda
kalau Dia mulai merasakan kenikmatan.
Lastri terus
mengerang, Ia mengoyangkan pinggulnya menyambut sodokan torpedoku yang terus
menghunjam kewanitaanya. Kami sama-sama berpacu mengumbah birahi yg semakin
membuncah. Beberapa saat kemudian desahan dan erangan Lastri semakin
menjadi-jadi, tubuhnya mengelinjang dan bergetar hebat lalu mengejang. Saat itu
aku merasakan liang vaginanya jadi makin basah. Rupanya Lastri telah mencapai
puncak.
Karena
Lastri sudah orgasme Aku lalu menghentikan permainan. Ku cabut torpedoku dari
liang kewanitaannya. Lalu aku memintaanya untuk melakukan oral seks. Awalnya Ia
tidak tahu apa itu oral Seks. Setelah aku jelaskan barulah Dia tahu. Kemudian
aku duduk di sofa sementara Lastri duduk dilantai dan berada tepat di depan
selangkanganku. Rudalku yang masih gagah di pegangnya. Awalnya ia ragu-ragu
untuk mengoral rudalku.
Akhirnya ia
mau juga dan mulai menciumi pelorku dan akhirnya menjilatinya. Ahhh..rasanya
nikmat sekali. Selanjutnya lastri memasukkan batang kemaluanku yg besar dan
melengkung itu kedalam mulutnya. Ohh…kurasakan kehangatan lidah dalam mulutnya.
namun karena dia Ini adalah pengalaman pertamanya giginya beberapa kali
mengenai kepala penisku. “Aduh Lastri.., jangan kena gigi dong..nanti lecet”
Kuperhatikan wajahnya, lidahnya sibuk menjilati kepala kemaluanku, melingkar
kekiri dan kekanan. Aku mengerang dan kujambak rambutnya. Kemudian Ia mengocok
Pelorku dengan mulutnya hingga kemaluanku maju mundur dalam mulutnya.
Tak berapa
lama aku merasakan kalau rudalku terasa berdenyut-denyut dan makin menegang.
Lastri kuminta mengocok pelorku lebih cepat. Aku mengelinjang, mengerang dan tubuhku
seperti mengejang. Akhirnya air mani muncrat di dalam mulutnya hingga Lastri
hampir tersedak. Air maniku yang lumayan banyak tumpah dari mulutnya dan
sebagian membasahi wajahnya. “Mas Ryan kok di tumpahin di mulut Lastri maninya”
tanya lastri setelah nyaris tersedak. “maaf lastri, habis aku ngak tahan lagi
sih” kataku. Lastri lalu menjilati dan mengulum torpedoku yang berangsur-angur
mengecil. Sementara aku membersihkan mani di wajahnya. Lastri lalu kucium mesra
sebagai tanda terima kasih karena ia telah memuaskanku waktu itu.
Setelah
istirahat sebentar aku mengajak Lastri kekamarku dan kami mengulanginya lagi.
Kami kembali bercinta berulang kali sampai puas hingga kami sama-sama terkapar
karena kehabisan tenaga.Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar