CERITA DEWASA - Ada pemeo
para istri yang kecewa pada suaminya karena suka berselingkuh, Jangan tinggalkan
suamimu, kasihan anak-anak. Tunjukkan saja bahwa kamu juga bisa (selingkuh).
Itulah yang aku atau tepatnya kami ingin lakukan sekarang.Pada awalnya aku
sangat marah dan rasanya dunia ini menjadi gelap saat mendengar suamiku
selingkuh engan teman kantornya. Namun Indri, tetanggaku memberi nasehat
sebagaimana tersebut di atas.Kamu bisa langsung pergi ke Proyek Senen begitu
yakin bahwa masmu selingkuh. Disana kamu bisa nongkrong di Warung Cendol atau
Bakso Super yang banyak dikunjungi ibu-ibu. Tidak akan lebih dari 10 menit kamu
akan didekati lelaki. Mungkin bapak-bapak, mungkin Oom-Oom, mungkin Mas-Mas,
mungkin adik-adik atau bahkan anak-anak. Mereka itu minat untuk kencan dengan
kamu. Kamu bisa pilih yang sesuai dengan seleramu. Duh, duuhh.. Lancarnya berondongan
cerita dari mulut Indri. Kalau nggak percaya, ayoo.. Aku juga pengin iseng,
nih…Bagi Indri cukup masuk akal. Suaminya yang berlayar hanya pulang 6 bulan
sekali. Dia memerlukan hiburan macam di Warung Cendol atau Bakso Super tadi.
Tetapi aku khan tak perlu sejauh itu. Namun mendengarkan cerocosan mulut Indri
lama-lama asyik juga.Mir, nih dengerin ya. Itu tidak cuma di Senen. Kalau mau
cari China pergi ke Mangga Dua, nongkrong di KFC atau Mc Donald atau di kafe
lantai bawah.
Di sana
banyak cina yang pengin banget ngerasain memek orang Jawa. Kamu akan
mendapatkan kenikmatan sekaligus uang. Mereka royal untuk dapat memek lu,
Uiihh.. Uiihh.. Kalau di Senen tadi kebanyakan orang Sumatera, ada Padang,
Batak atau Palembang. Kalau mau Arab, kamu pergi saja ke Pasar Tanah Abang.
Pura-pura saja beli kain sarung atau batik. Kalau mau sopir truk, tukang buah
atau juragan sayur pergilah ke Pasar Induk. Ha, ha, ha…Walaupun aku kesal sama
Mas Adit karena sering dengar cerita dari mulut ke mulut tentang pacarnya yang
berganti-ganti, aku tetap tidak akan sejauh itu. Namun dari berbagai sumber
akhirnya aku tahu bahwa apa yang diceritakan Indri adalah benar
adanya.Dengarkanlah kisah mereka..Di Atas Kijang Yordanian.Dalam rangka
persiapan perkawinan putri pertamaku aku perlu menyempatkan diri nyari kain
untuk berbagai keperluan upacara. Dari teman tetangga aku diberi informasi
bahwa di Pasar Tanah Abang banyak dijual bermacam-macam kain sesuai
keperluanku. Iseng-iseng mumpung suamiku lagi kerja aku pergi sendiri ke Pasar
Tanah Abang.Ternyata benar. Di tempat itu banyak kios-kios yang menjual
berbagai macam kain. Rencanaku hari ini hanyalah sekedar melihat-lihat lebih
dulu. Aku memasuki sebuah toko yang terang benderang. Di etalasenya nampak
terpajang beratus-ratus pilihan kain lokal maupun import. Mataku tak
bosan-bosan memandangi koleksi toko ini hingga tak kusadari ada seseorang yang
mengikuti aku,Pilih yang mana Bu?, rupanya aku sedang berhadapan dengan pemilik
toko.Seorang yang masih muda, aku taksir belum 30 tahun. Dari sosoknya yang
tinggi jangkung dengan wajah Semit berkumis dan jambang dia tersenyum padaku
sambil menawarkan barang dagangannya.
Tampang dan
warna kulitnya yang putih bersih nampaknya dia berasal dari Yordania. Memang
orang Yordania terkenal kulitnya putih hampir mendekati Eropah. Wanitanya juga
terkenal kecantikannya. Tentu saja lelakinya ya.. Banyak yang tampan macam
pemilik toko di hadapanku sekarang ini.Nggaakk.. Aku baru senang melihat-lihat.
Mungkin beberapa hari lagi aku akan membeli untuk acara perkawinan anakku,
Wwoo.. Ibu mau mengawinkan anak? Memangnya ibu sudah punya anak?Aku pandangi
dia. Matanya benar-benar menunjukkan keheranannya. Tentu saja hatiku bangga.
Keheranan orang Semit ini merupakan pujian yang jujur padaku.Benar Bu, saya
heran. Karena ibu nampak masih muda banget, paling baru berusia 28 tahunan,
Saya hampir 40 tahun. Anak saya yang mau kawin ini perempuan umur 22 tahuna.,
aku menerangkan padanya. Dan dia tak lepas-lepasnya memandangi aku. Aku mulai
risih. Pandangannya semakin lama semakin lain. Naluriku berkata, dia tertarik
secara seksual padaku.Aku pernah dengar banyak lelaki muda yang lebih bergairah
tidur dengan perempuan yang jauh lebih tua. Dia sudah mendengar usiaku tadi.
Dia juga terheran akan panampilanku yang jauh lebih muda. Dia sudah bisa
menghitung, setidaknya selisih umurku dan umurnya 10 tahunan.Mungkin
orang-orang muda macam itu sering mengkhayal, perempuan seumurku akan lebih hot
kalau berhadapan dengan lelaki seumurnya. Aku jadi pengin tahu. Seberapa jauh
hasratnya tertarik pada diriku.
Aku
melangkah ke etalase berikutnya yang semakin masuk ke bagian dalam tokonya. Aku
berpura-pura tertarik dengan salah satu kain yang terpampang.Biar saya ambil,
nanti ibu bisa meraba-raba punyaku, aku tersentak. Apakah memang dia mampu
berbahasa Indonesia secara benar? Ataukah persepsiku yang menyimpang? Aku jadi
penasaran.Setelah gulungan kain itu dia taruh di meja, memang tanganku langsung
meraba-rabanya. Kain yang lembut. Mungkin berbahan sutra campuran.Bagaimana Bu?
Halus ya? Daan.. Eehh.. Tangan ibu juga.. Halus banget nihh.., dengan beraninya
dia merabai tanganku. Bahkan kemudian memegang dan meramas. Aku terdiam.
Pertama kaget. Kedua aku merasa seperti kena stroom listrik ribuan watt. Sudah
beberapa bulan suamiku tidak menyentuh aku secara seksual. Kini ada pria asing
menyentuh tanganku dan meremasnya. Dan lebih-lebih lagi tangan pria ini,
sebagaimana pada umumnya pria Semit, dipenuhi bulu tangan yang lebat.Ada
semacam kebanggaan yang menyelinap di hatiku, bahwa ada pria asing berusia muda
yang masih tertarik dengan aku. Darahku langsung naik kekepala. Mataku nanar
kemerahan menahannya. Aku tak berani memandang pria Semit ini. Dan yang
sungguh-sungguh tak kusegaja, tiba-tiba tanganku bergerak membalas remasannya.
Aku jadi blingsatan dan bingung. Pasti dia memastikan bahwa aku menyambut
hasrat syahwatnya. Aku masih terheran, kenapa tanganku balik meremasi
tangannya. Adakah itu naluri dari hatiku yang paling dalam.Ibu boleh
meraba-raba punyaku.., aku mendengar mulutnya berbisik sambil menarik tanganku
turun dari meja untuk merabai selangkangannya.Aku seakan hendak kelenger.
Lelaki Semit ini kelewat berani. Dengan menggunakan gulungan kain sebagai
tirai, tanganku ditariknya untuk meraba bayangan kontolnya yang besar dan
hangat dari balik celananya. Kontolnya yang betul-betul sangat besar, panjang
dan hangat langsung melambungkan khayalanku pada VCD porno yang pernah aku
tonton.
Tentu sangat
sensasional bisa merabai seperti yang aku lakukan sekarang ini. Aku meremasi
bayangan kontol gede di balik celananya itu sambil mendesis menahan hasrat
syahwatku yang menggelegak. Aku tersiksa dalam badai birahiku.Mau ke mobilku..?
, dia kembali berbisik.Aku tahu apa yang dia inginkan, dan yang juga aku
inginkan, namun aku tak mampu menjawab. Suaraku hilang. Tenggorokanku terasa
kering. Aku merasa sangat haus. Aku luluh. Tulang-tulangku serasa lolos dari
dagingnya. Dan aku lunglai saat lelaki Yordania ini menuntun aku keluar toko
sambil berpura-pura membawa kain sutra tadi untuk memberikan kesan bahwa dia
akan mengantar aku menuju kendaraanku.Dia membawa aku ke basement dimana
mobilnya diparkir diantara ratusan mobil yang lain. Sepertinya sudah
dipersiapkan sebelumnya, lokasi mobilnya ada di paling ujung dan menyendiri.Dia
membukakan pintu Toyota Kijang barunya dan menuntun aku duduk di joknya. Lantas
dia berputar ke depan membuka pintu dan duduk di belakang kemudi. Dia nyalakan
mesin dan AC-nya. Seketika udara sejuk memenuhi ruangan mobil Kijang ini. AKu
merasa sangat nyaman.Sepertinya dia juga sangat dahaga dan ingin selekasnya
menghapus dahaganya, dia rentangkan kursinya ke belakang dan telentang.
Tangannya cepat mencopoti kancing celananya dan mengeluarkan kontolnya. Dia
menegok ke arahku sambil mengayun-ayunkannya. Dia pamer kontolnya yang telah ngaceng
dan wwuuhh.. Aku tak tahan lagi untuk sekedar melihatinya. Mungkin dia memang
seorang exhibitionist. Namun kuakui bahwa kontol yang sangat indah di mata dan
hatiku itu membuat tubuhku panas dingin.Kemudian dia raih tanganku yang gemetar
untuk dipegangkan dan diremas-remaskan ke kontolnya itu.
Tanganku
juga mengelus dan mengocokinya. Aku terjerat dalam nikmat yang sangat
sensasional. Aku melihati betapa bonggol kontolnya begitu berkilat karena
tegangnya desakan darah birahinya. Lubang kencingnya nampak menantang dengan
precum yang menitik bening macam air suci pegunungan.Jilati Bu.. Cium Bu.. Ayo
jilat Bu.., Yordanian itu menawarkan dengan mengasong-asongkan bonggol
kepalanya itu ke arahku. Kemudian tangan kirinya meraih rambutku dan menekannya
untuk merunduk menjemput kontolnya.Aku memang sudah terobsesi. Aku sudah tak
mampu menghindari situasi nikmat ini. Aku telah larut dan tenggelam dalam
hasrat birahiku. Aku merunduk mengikuti tuntunan tangannya sambil membuka
mulutku. Aku mulai dengan menjilat lubang kencingnya. Kemudian menyapukan
lidahku ke bonggol kepalanya, mengecupi dan akhirnya melumati seluruh kontol
Semit yang bersih dan gede banget ini.Dengan tangan kananku menggenggam
batangnya dan tangan kiriku mengelusi dan meremas-remas bijih pelirnya aku
mulai memompa. Seketika aku mendengar lenguh Yordanian ini. Dia meracau..Enak
buu.. Tereuzz.. Hhuucchh.. Enak bangeett.. Terus buu… Suaranya yang begitu
tersendat-sendat karena terpaan nikmat mendongkrak hasrat birahiku. Aku
mempercepat isepanku.Pantat Yordanian yang mulai tak mampu menahan derita
nikmatnya berkejat naik turun menjemputi isepan bibirku pada kontol gedenya.
Dan semakin cepat, semakin cepat.. Akhirnya sperma Yordanian ini tumpah ruah
dalam mulutku. Aku lahap karena rasanya yang sangat nikmat banget. Aku jilati
yang tercecer di perutnya, di jembutnya. Dia mengerang..Keadaan menjadi hening.
AC mobil mulai terasa sejuknya.
Aku masih
ingin menciumi tubuhnya yang putih penuh bulu itu. Aku ingin mendengar racaunya
saat melumati puting susunya. Namun nampaknya selera seksual Yordanian muda ini
telah lenyap bersama keluarnya spermanya yang berlimpah tadi. Dia memasukkan
kembali kontolnya dan membetulkan kancing celana dan bajunya. Dia merogoh
dompet dan mengambil beberapa lembar Rp 100 ribu-an untuk diserahkannya
padaku.Dalam keadaan normal seharusnya aku tersinggung karena jelas-jelas
menganggap aku sebagai pelacur. Namun entah bagaimana, ketersinggungan atas
anggapannya sebagai pelacur ini justru menghadirkan nikmat erotis yang lain.
Biarlah, aku rela menjadi pelacur Yordanian yang tampan ini. Bahkan misalnya
dia meludahi akupun, aku akan senang hati membuka mulutku dan menelan buangan
ludahnya.2 lelaki dan akuBosan bengong di rumah aku iseng jalan-jalan ke Proyek
Senen. Aku pengin lihat-lihat barang klontong di sana. Sekalian pengin
merasakan Soto Sulung yang terkenal di tempat itu. Sekitar jam 10 pagi itu
dengan taksi aku meluncur ke Proyek Senen.Ternyata banyak barang-barang baru
yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Ada macam alat masak yang bisa kukus.
Ada gantungan baju lipat. Ada pangangan kue listrik. Ada penggorengan yang
tidak lengket, ada alat penyedot tubuh buatan China saat kita masuk angin dan
sebagainya. Aku berniat kalau ada uang akan belanja alat-alat itu.Saat lapar
tiba aku naik ke lantai 2 menuju ke blok D yang menghadap ke jalan Senen Raya.
Di tempat itu aku duduk pesan Soto Sulung spesial. Aku juga minta orang juice
dingin. Beberapa waktu aku bisa duduk santai sambil menikmati makanan dan
minumanku.Ketika aku melihat jam tanganku, tak terasa ternyata jam telah
menunjukkan pukul 1.30 siang. Aku sebaiknya pulang sekarang. Aku panggil
pelayan untuk membayar.Namun pelayan itu datang memberi tahu bahwa semua
makananku telah dibayar oleh tamu yang duduk si pojok sana itu, sambil tangannya
menunjukkan ke arah yang dia maksud.
Ketika aku
melihat ke arah itu kulihat ada dua orang, relatip muda, dan salah seorangnya
melambaikan tangannya padaku. Siapa itu? Rasanya aku belum pernah
mengenalnya.Melihat keraguanku lelaki itu berdiri dan melangkah mendekat ke
mejaku. Aku tetap tidak mengenalnya.Surti, kan? Aku Ridwan teman SMA 22.
Ingat?, yaa.. Aku coba mengingatnya..Sudah lama banget, mungkin sekitar 8
tahunan yang lalu. Banyak yang telah hilang dari memoriku. Namun untuk tidak
mengecewakannya aku mengangguk sambil tersenyum. Sementara dia mengulurkan
tangannya yang juga segera aku jabat sebagai kawan yang memang telah lama tidak
berjumpa.Mborong nih ya?.. Ah, enggaakk.. Hanya iseng saja, aku asal jawab.
Kalau iseng ajak-ajak dong, dia menyambar ucapanku. Eii.. Aku kenalin nih,
teman sekantorku, dia raih tanganku dan gandeng ke mejanya.Dia kenalkan
temannya Tanu, orang cina. Aku diminta duduk dulu bersama mereka. Sungguh mati,
aku terus mencoba mengingat orang yang mengaku teman SMA ini namun tak juga
ingat. Dia tahu namaku. Ya sudahlah, toh mereka nampak sebagai orang-orang
baik. Dan lagian, mereka berdua ini sama manis dan gantengnya. Si Ridwan, jelas
orang Jawa, jangkung dengan kulitnya yang kecoklatan, tampilannya bersih dan
sehat.Si Tanu, jangkung juga, matanya yang sipit dan senyumnya yang menawan
mengingatkan salah seorang presenter MTV yang China itu, aku lupa namanya. Dan
mereka menyambut aku dengan hangatnya. Ridwan secara santai meraih tanganku
sambil ngomong..Cerita dong, berapa anakmu? Mana suamimu? Kerja apa sekarang
kamu?, aku mencoba menjawab sedapatnya.Namun matanya itu, mata Ridwan,
sepanjang aku ngomong menatap aku begitu tajam sambil tangannya mulai meremasi
tanganku.
Sementara
Tanu hanya menebar senyuman manisnya setiap mendengar omongan kami berdua.Kan
lama nggak jumpa, bagaimana kalau kita jalan-jalan bareng yuk. Kita
kangen-kangenan sambil ngobrol. Aku masih ingat lho, Surti jadi Ratu SMA 22.
Kamu dulu memang paling cantik dan seksi lho, sambil tangannya semakin seru
meremasi tanganku. Sekarang juga tetap sangat cantik dan semakin seksi, timpal
sok tahu Tanu memecah kebisuannya.Aku jadi tersanjung pada omongan mereka
berdua. Dan rasanya aku nggak mau bikin mereka kecewa. Aku turuti kemauannya
untuk jalan-jalan bareng. Aku bangkit dari kursiku mengikuti langkah kemana
mereka. Ridwan meraih lenganku, menggandeng seperti pacarnya. Aku
mengingatkan,Nanti teman suamiku ada yang lihat, bisa berabe aku, aku
melepaskan gandengan tangannya..Kami menuju mobil Tanu di lapangan parkir. Ridwan
mengusulkan aku duduk bertiga di depan agar bisa ngobrol lebih santai. Aku
setuju saja saat Tanu membuka pintu untukku dan meminta aku duduk di tengah
antara mereka berdua. Begitu meluncur di jalanan tangan kanan Ridwan merangkul
pundakku sambil bertanya padaku,Kemana kita Surti?. Terserah kalian, khan
kalian yang ngajak aku, jawabku. Bener nih, terserah kami?. Iya dong, aku khan
tahu diri. Ha, ha, ha… Wah, wah, wah.., disamping tetap cantik dan seksi, rasa
humormu dan ketawa renyahmu rupanya nggak juga hilang Rusti, komentar Ridwan
pada jawaban dan ketawaku.Sementara tangan kirinya kembali meraih dan meremasi
tanganku. Aku diamkan. Aku mulai menikmati remasan tangan ini serta
pujian-pujian yang mereka lontarkan padaku.
Dan tanpa
sadar aku membalas remasannya.Jangan ngiri lu, kelakar Ridwan pada Tanu saat
temannya itu melirik tangan kami yang saling meremas. Nggaklah.. Aku khan bisa
juga kalau lagi tidak oper presnelling, nih.., sambil tangan kirinya meraih
tanganku yang lain.Dan untuk menyegarkan suasana aku sambut pula tangan Tanu
serta membalas pula remasannya. Begitulah kami berakrab-akrab sepanjang
jalanan.Aku nggak tahu lagi, kemana Tanu membawa mobilnya. Aku mulai menikmati
dikeroyok 2 lelaki tampan macam sekarang ini. Tangan-tangan mereka sama-sama
meraih dan meremasi tanganku dan secara bersamaan aku membalas remasannya. Dan
diantara remas meremas itu terkadang ada satu dua remasan yang saling kami
lepaskan dengan penuh hasrat birahi. Aku terkadang memerlukan sedikit menutup
mataku untuk merasakan getaran hangat yang mengalir dari tangan-tangan mereka
berdua.Sudah 2 jam tanpa terasa kami merambati jalanan metropolitan ini.
Sementara suasana ke-akraban diantara aku dan mereka semakin menghanyutkan
hasrat dalam sanubariku ketika tiba-tiba mobil Tanu berbelok memasuki sebuah
gerbang tinggi yang anggun. Di balik gerbang itu nampak terhampar taman yang
indah dengan panorama laut Jawa.Kita istirahat disini sambil menikmati panorama
Kepulauan Seribu. Kita bisa pesan makanan dan minuman yang khas sesuai suasana
Pondok Putri Duyung ini, terang Ridwan sebelum aku bertanya mau kemana kita
ini.Aku baru menyadari bahwa kami telah memasuki kawasan Ancol tempat rekreasi
terbesar di Jakarta. Ridwan menuntun aku untuk turun sementara kulihat Tanu
bergegas menuju bangunan kantor Pondok Putri Duyung ini. Tak lama kemudian
nampak Tanu keluar kantor itu dengan gantungan kunci berlambang ikan duyung di
tangannya.Kita istirahat di Kakap, anda berdua bisa jalan kaki menuju bangunan
itu, aku ambil mobil menyusul kesana, Tanu menyerahkan kunci Kakap kepada
Ridwan.Banyak bangunan pondok-pondok di situ yang dinamai dengan ikan-ikan
Kerapu, Kakap, Belanak, Alu-alu dsb. Aku merasakan ada sebuah konspirasi erotis
yang sangat lembut sedang menggiring aku masuk ke dalamnya.
Aku sendiri
nggak tahu kenapa, tak ada keinginan untuk protes. Aku telah dibawa hanyut oleh
hasrat sanubariku.Bahkan aku sama sekali tidak berpikir keadaan suamiku. Sedang
apa dan dimana dia. Bahkan justru aku memantabkan sikap diriku, apa salahnya
sesekali aku melakukan hal-hal seperti ini.Mobil Tanu mendahului
langkah-langkah kami. Tempat istirahat yang bagus dan nyaman. Aku nggak kuatir
akan ada orang yang melihat aku santai di pondok ini. Kami bertiga memasuki
pondok Kakap. Ridwan membuka ointu dan menyilahkan aku masuk terlebih dahulu.
Sikap yang aku sangat senangi. Mereka berdua sungguh-sungguh memandang aku
sebagai diva. Aku semakin merasa tersanjung.Kami memasuki ruang tamu yang mewah
namun akrab dengan atmosfir kampung nelayan. Ada dekorasi potret perahu Bugis,
ada gantungan baju yang berlatar bentuk ikan dan sebagainya. Aku langsung
menghampiri beranda untuk menangkap angin laut dari Kepulauan Seribu. Aku
berdiri disana dan memandang jauh. Nampak perahu-perahu nelayan diantara bagan
penangkap ikan. Sungguh romantis suasana di pondok Kakap ini.Tiba-tiba dengan
sangat lembut ada dua tangan menyelinap pada pinggulku. Sebuah bisikan
serak-serak menahan hasrat terhembus ke telingaku,Apa yang kamu lihat cantik?,
bisikan itu seakan melayang dan langsung hilang dibawa angin laut. Sebagai
gantinya sebuah bibir hangat memagut kemudian melumat dengan sangat lembut pada
leher tengkukku. Aku tergetar hebat dan menggeliat. Sanubariku bak diterpa
gelombang tsunami terlambung tinggi melanda pucuk-pucuk syahwatku. Dan tanpa kusadari
sepenuhnya, tanganku merengkuh tangan-tangan itu dan kami saling
berpeluk.Ternyata Tanu. Dia selangkah lebih awal dari Ridwan yang teman SMA-ku.
Sementara Ridwan masih menelpon Room Service untuk pesan makanan dan minuman
Tanu sudah tenggelam bersama aku dan saling berpagut.Aku tergila oleh lidah
Tanu yang merangsek dalam mulutku. Aku membiarkan dia menyedoti ludahku.
Aku
benar-benar merasa sangat aman dan nyaman dan ingin melepaskan sepenuhnya
naluri liar dari hewaniah-ku. Sambil mengerang dan mendesis tangan-tanganku
memeluk keras dan melepaskan cakarannya pada punggung Tanu. Hhmllmm..Tiba-tiba
angin laut menyingkap rok bawahku. Ada bibir lain yang mulai melata di betisku.
Ridwan jongkok meraih dan melumat tungkai kakiku. Kini aku merasa benar-benar seperti
anak rusa yang lumpuh dalam terkaman pesta 2 serigala. Mereka melahap apapun
yang moncong-moncong mereka temukan. Aku bergidik. Nikmat nafsu birahi ini
seakan tak mampu aku memikulnya. Aku mendesis-desis melepaskan rintihanku.
Tanganku meronta mencari jambakan. Rambut Tanu aku cabik-cabik sebagai
pelampiasan gejolak syahwatku.Kini mereka menggiring aku ke sofa di family room
pondok Kakap yang indah ini. Mereka menyandarkan aku ke senderannya. Tanu
melepasi blusku dan Ridwan melepasi rokku. Dan aku tergolek hanya dengan BH dan
celana dalamku. Tanu langsung merambah kembali bagian atasku. Dia tancapkan
bibirnya ke leherku dan kemudian melata dengan lumatannya ke ketiakku, ke
dadaku. Dia menyedot-nyedot begitu nikmat puting payudaraku.Ridwan kembali jongkok.
Kini rambatan mulutnya sudah melumati kedua tungkai pahaku. Dia sedang menuju
pangkal paha dan selangkanganku. Aku merasakan betapa setiap inchi dia
meninggalkan tanda cupang-cupang pada lereng pahaku yang putih bersih ini. Aku
melayang dalam nikmatnya korban pesta para pemangsa. Aku terbang ke awang nafsu
birahiku. Aku tak mampu lagi menahan hasrat liar hewaniahku. Aku meraung-raung
dan menggelinjang dengan hebat..Ampuunn.. Jangaann.. Aayyo.. Aku tak tahan Mas
Mas mass.. Cepat.. Manaa.., aku sendiri tak tahu makna apa yang kuraungkan.
Yang jelas tubuhku seakan dirayapi berjuta-juta kelabang. Aku meronta-ronta.
Bukan untuk melepaskan diri tetapi untuk membiarkan kelabang-kelabang itu terus
melahapi diriku.Tiba-tiba Ridwan melipat kakiku hingga menyentuh perutku.
Di bawah
sana aku merasakan sebuah bonggolan mendesaki lubang memekku. Kontol Ridwan
berusaha menembusi lubangku. AKu sama sekali tidak menyadari kapan dia telah
melepasi pakaiannya. Kini Ridwan bersama Tanu telah telanjang bulat.Sementara
di mulutku aku merasakan ada batang kenyal yang hangat menggosok-gosok bibirku.
Aku baru menyadari bahwa Tanu ingin aku mengisepi kontolnya. Kini dua kontol
serigala ini berusaha menembusi 2 lubangku secara berbarengan.Bagaimana aku
mengelak, sementara nafsu birahiku sendiri demikian menggelegak untuk
secepatnya menjemput orgasmeku. Aku melahap kedua kontol itu ke
lubang-lubangku. Kemudian aku nggak tahu lagi. Aku telentang di atas sofa
dengan 2 lelaki yang sedang merangseki tubuhku. Dua-duanya mengayun-ayunkan pantatnya
mendorong-dorongkan kemaluannya menembusi mulut dan memekku.Sekali lagi ini
adalah konspirasi erotis penuh birahi. Seperti symphony I Had a Dream-nya iklan
rokok di TV, yang satu menggesek, yang lain memukul dan aku menggoyang. Kami
mendaki puncak syahwat secara berbarengan. Aku yang pertama berteriak histeris
karena sergapan orgasmeku. Kemudia Tanu menyemburkan spermanya di mulutku yang
membuat aku tersedak dan gelagapan. Dan cairan hangat yang melimpah ruah
ditumpahkan kedalam lubang rahimku oleh Ridwan. Symphoni ini mungkin bisa
menjebolkan sofa pondok Kakap yang indah ini.Kami bertiga langsung terkulai
dalam keadaan telanjang di sofa dan karpet. Angin sepoi terdengar menyapu
gordyin mengiringi debur ombak halus yang memukul pantai Pondok Putri Duyung.
Kami bertiga menarik nafas-nafas panjang kami.Sekitar 3 atau 4 jam kami
memuas-muaskan diri. Kami saling mengumbar hasrat birahi kami. Segala kerinduan
dan obsesi kami tumpahkan dalam pondok Kakap yang indah ini. Entah berapa liter
aku dijejali sperma dua lelaki ini ke mulut dan memekku. Yang aku tahu hanyalah
sisa-sisa dan jejak hewaniah mereka di tubuhku. Cupang-cupang tertebar di
seantero tubuh putihku. Entah bagaimana nanti aku harus mempertangung-jawabkan
pada suamiku.
Aku tak
pernah menyesali apa yang pernah terjadi. Que Serra Serra.Di atas taksi yang
membawaku pulang aku ingat ada alat penyedot tubuh buatan cina untuk saat kita
masuk angin. Aku langsung tepuk punggung si sopir taksi. Aku minta diantar ke
Proyek Senen saja. Aku bergegas turun dari taksi menuju toko penjual alat
penyedot itu.Saat suamiku pulang, sekitar jam 8 malam, aku sedang setengah
telanjang dengan tubuh yang dipenuhi bilur-bilur merah akibat sedotan buatan
China itu. Dan walaupun hasratku syahwatku masih padam karena sudah terkuras
oleh 2 lelaki di pondok Kakap siang tadi, malam ini aku masih menunjukkan
semangatku untuk melayani permainan ranjang suamiku. Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar